SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Koco Yuwono, 45, pendaki yang meninggal di Gunung Lawu, Senin (20/9/2021). (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pendaki asal Kelurahan Winongo, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun, Koco Yuwono, 43, diduga mengalami serangan jantung mendadak sebelum meninggal dunia saat mendaki Gunung Lawu, Senin (20/9/2021).

Seperti diberitakan sebelumnya, Koco mendaki Gunung Lawu melalui jalur pendakian Cemara Kandang, Karanganyar. Dia bersama empat orang rekan dalam satu rombongan mulai mendaki pukul 07.30 WIB. Istri Koco juga ikut dalam rombongan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemudian, salah seorang rekannya melapor ke pos pendakian Cemara Kandang bahwa Koco jatuh pingsan. Pos pendakian Cemara Kandang menerima laporan tersebut pukul 12.00 WIB. Saat itu, Koco mendaki bersama istri, Sugiyarti, 45, Dimas Arianto, 20, Edi Suprapto, 34, dan Supriyanto, 42.

Baca Juga: Didampingi Istri, Begini Detik-Detik Pendaki Gunung Lawu Jatuh hingga Meninggal

Koco jatuh pingsan saat mendaki di area pos bayangan. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi pendaki asal Madiun itu dalam kondisi sudah meninggal di Gunung Lawu. Jenazahnya sampai pos pendakian Cemara Kandang pada Senin pukul 19.30 WIB.

Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Karanganyar, Iptu Agung Purwoko, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menyampaikan jenazah Koco dibawa ke Puskesmas Tawangmangu setelah proses evakuasi selesai.

“Dibawa ke Puskesmas Tawangmangu untuk dilakukan pemeriksaan dokter puskesmas Tawangmangu dan Inafis Polres Karanganyar. Hasil pemeriksaannya tidak ada unsur penganiayaan maupun tanda-tanda kekerasan,” kata Agung saat dihubungi Solopos.com, Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: Pendaki Meninggal di Gunung Lawu Karanganyar Ternyata Belum Sarapan

Menolak Autopsi

Agung menambahkan dokter Puskesmas Tawangmangu menyampaikan Koco diduga mengalami serangan jantung mendadak. Jenazahnya sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

“Keterangan dokter, korban mengalami serangan jantung mendadak. Pihak keluarga membuat surat pernyataan penolakan autopsi terhadap korban. Keluarga korban juga tidak menuntut atas meninggalnya korban,” ungkapnya.

Dihubungi secara terpisah, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Utara KPH Surakarta, Sartono, meminta dukungan sukarelawan di pos pendakian dan Pemkab Karanganyar selaku pengelola pendakian Gunung Lawu.

Baca Juga: Sempat Jatuh, Pendaki asal Madiun Meninggal di Gunung Lawu Karanganyar

“Kami lebih menekankan lagi ke teman-teman di pos pendakian agar kondisi fisik pendaki, riwayat kesehatan sekaligus persiapan bekal lebih diprioritaskan. Itu bisa menjadi acuan boleh atau tidak pendaki naik ke puncak Gunung Lawu. Soal lainnya, kami harus berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar,” tuturnya.

Ditanya kemungkinan menempatkan pos kesehatan di pos pendakian untuk mengecek kesehatan dasar pendaki, Sartono menyebut hal itu mungkin saja. Tetapi, sekali lagi ia menekankan kebijakan itu bisa diambil setelah berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar.

“Dalam arti checking kesiapan kesehatan pendaki lebih detail. Tapi memang kebijakan ini belum terealiasi. Kami sebagai pengelola hutan harus kooordinasi dulu dengan Pemkab yang mengelola wisata naik gunung.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya