SOLOPOS.COM - Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa, berjalan usai dilantik menjadi Panglima TNI di area Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa akan memasuki pensiun sebagai prajurit pada Desember 2022.

Lalu, siapa akan menggantikan perwira tinggi yang lama berkarier di satuan baret merah, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD itu?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jenderal Andika Perkasa lahir 21 Desember 1964. Jenderal berbintang empat itu akan memasuki usia 58 tahun ini. Dengan demikian, masa jabatannya sebagai Panglima TNI juga akan berakhir.

Sesuai aturan, Presiden akan mengajukan calon Panglima TNI kepada DPR untuk menjalani uji kompetensi. Calon tersebut perwira tinggi yang pernah menduduki Kepala Staf Angkatan dan belum memasuki masa pensiun.

Dengan ketentuan itu maka yang berpeluang dipilih Presiden Joko Widodo saat ini Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana TNI Yudo Margono, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal TNI Fadjar Prasetya.

Baca Juga : Panglima TNI Ikuti Latihan Pendaratan Bersama Marinir TNI AL dan AS

“Presiden Jokowi akan melihat peluang ketiga perwira tinggi itu dengan menggunakan sejumlah parameter, yakni usia para kandidat dan sistem bergilir antarangkatan,” tulis M. Astro, Minggu (4/9/2022).

Dari sisi umur, ketiganya memiliki peluang yang sama. Hingga Desember 2022, mereka masih memiliki waktu aktif antara satu hingga dua tahun.

Jenderal Dudung Abdurachman lahir pada 19 November 1965 atau berusia 57 tahun. Laksamana Yudo Margono lahir 26 November 1965 atau berusia 57 tahun. Terakhir, Marsekal Fadjar Prasetyo lahir 9 April 1966 atau berusia 56 tahun.

Sistem Bergiliran

Marsekal Fadjar Prasetyo adalah calon yang usia aktifnya paling lama, sekitar dua tahun. Meskipun ketiganya berbeda usia, namun mereka sama-sama merupakan lulusan Akademi TNI angkatan tahun 1988.

“Sementara dari sisi sistem bergiliran antarangkatan, jika saat ini Panglima TNI dijabat oleh perwira tinggi dari Angkatan Darat, maka pada periode selanjutnya adalah peluang bagi perwira tinggi dari TNI Angkatan Laut atau TNI Angkatan Udara,” lanjutnya.

Baca Juga : Kandidat Capres Nasdem: Anies, Ganjar dan Andika Perkasa

Hanya saja, Panglima TNI sebelum Jenderal Andika Perkasa sudah dijabat dari TNI AU, yakni Marsekal Hadi Tjahjanto. Hadi Tjahjanto, setelah pensiun dari TNI, dipilih menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia/Kepala Badan Pertanahan Nasional.

Melihat semua itu, maka yang berpeluang besar untuk dipilih Jokowi adalah Laksamana TNI Yudo Margono, perwira tinggi dari korps pelaut yang pernah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I

Meskipun demikian, Presiden sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD No.29/1954 tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia memiliki hak prerogatif menentukan siapa yang akan dipilih memimpin tentara dari tiga matra itu.

Selain itu, dalam sejarah di Era Reformasi, Panglima TNI berturut-turut dijabat perwira TNI AD pernah terjadi, yakni saat Jenderal Moeldoko digantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.

“Siapapun yang terpilih, tidak akan memperngaruhi sistem yang sudah mapan kuat di lingkungan TNI. TNI akan selalu solid dalam menjalankan tugasnya untuk bangsa ini, baik dalam rangka operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.”

Baca Juga : Keturunan PKI Kini Boleh Daftar TNI, Begini Alasan Panglima TNI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya