SOLOPOS.COM - Balon udara menjadi salah satu tempat swafoto di areal KEK Dewi Sri Sepat, Masaran, Sragen, Sabtu (9/4/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Lahan tadah hujan di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah yang sepanjang tahun hanya ditanami tebu, kini berubah menjadi tempat wisata bernama Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Dewi Sri.

Lahan seluas dua hektare itu milik Pemerintah Desa (Pemdes) Sepat. Kini menjadi ruang publik, tempat pertemuan orang dari berbagai desa di wilayah Kecamatan Masaran. Ratusan orang berdatangan untuk ngabuburit sembari menikmati udara sore yang cerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Keren! Begini Konsep Wisata Terintegrasi Dewi Sri di Masaran Sragen

Di areal itu disiapkan tempat bersantai menggunakan kursi yang terbuat dari daur ulang ban bekas. Ada 22 set meja dan kursi dari bekas ban mobil yang disiapkan di areal itu. Ada pula wahana bermain anak menggunakan scooter, trail kecil, dan mobil-mobilan. Tempat permainan anak cukup ramai karena banyak yang mengantre.

Ada pula tempat swafoto yang didesain unik, yakni berupa balon udara dan kapal pinisi dari bambu berukuran besar. Kapal Pinisi merupakan kapal legendaris asal Bulukamba, Sulawesi Selatan, yang diperkirakan dibuat pada abad ke-14. Kapal Pinisi itu direplika di Sepat, Masaran, berbahan bambu. Kapal setinggi tiga meter dengan panjang mencapai 20 meter.

Tak sedikit warga, mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa mengantre merasakan sensasi di kapal. Mereka antre masuk karena pintu naik ke kapal hanya satu. “Kapalnya bisa bergoyang-goyang,” celetuk seorang ibu yang membawa anaknya saat menuruni anak tangga.

Baca Juga : Bakal Ada Destinasi Wisata Baru di Gemolong Sragen, Ini Lokasinya

Saat berada di kapal bisa melihat seluruh pemandangan di kawasan wisata baru itu dan lalu lintas Jl. Jirapan-Masaran yang cukup ramai. Angin semilir membuat pengunjung betah di kapal, meskipun tak sedikit yang agak ketakutan ketika ada sedikit goyangan kapal.

Abela, 16, dan Isnaini, 16, warga Dukuh Bendungan, Desa Dawungan, Masaran, sengaja datang untuk menaiki kapal itu. Mereka mengendarai sepeda angin dari rumah hingga Sepat dengan memakan waktu 20 menit.

“Kami sudah tahu tempat ini mau dijadikan tempat wisata cukup lama karena sering lewat sini. Namun, tempat ini baru dibuka untuk wisata dan tempat ngabuburit sore ini,” ujar Abela saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (9/4/2022) sore.

Baca Juga : Punya Situs Majapahit, Kadipiro Sragen Siap Jadi Desa Wisata Sejarah

Isnaini cukup senang berada di kapal karena bisa melihat landscape pemandangan yang luas dari ketinggian. Ia menilai konsepnya bagus. Ia masih penasaran pengembangan ke depan karena dia mendengar akan ada kolam renang di tempat itu. “Konsepnya ini memang didesain untuk anak-anak muda karena ada tempat nongkrong dan angkringan di depan pendapa,” jelas Isnaini.

Kepala Desa Sepat, Masaran, Mulyono, memberi nama lokasi itu sebagai Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Dewi Sri dengan harapan bakal menjadikan Sepat sebagai desa yang mandiri dan berdikari.

Mulyono sengaja mengundang seluruh ketua rukun tetangga (RT) dan ketua rukun warga (RW), pengurus lembaga desa, tokoh masyarakat, dan pengusaha untuk mencoba merasakan sensasi ngabuburit di KEK Dewi Sri yang baru dibuka Sabtu sore. “Setelah ngabuburit, kami juga menyiapkan menu buka puasa angkringan bagi semua warga yang hadir secara gratis dan bisa memilih,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya