SOLOPOS.COM - Tarian Eksotika Kemukus dalam acara Javanologi di Pendapa R. Ng. Yasadipura Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Jumat (7/9/2022). (Istimewa/Tangkapan Layar YouTube PUI Javanologi UNS)

Solopos.com, SRAGEN — Kabupaten Sragen memperkenalkan tari Eksotika Kemukus dalam acara Javanologi di Pendapa R. Ng. Yasadipura Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo pada Jumat (7/9/2022).

Sebanyak 40 orang perwakilan dari Kabupaten Sragen membawakan tari Eksotika Kemukus. Tari Eksotika Kemukus disebut-sebut sebagai salah satu upaya mewujudkan cerita daerah ke dalam bentuk kesenian lain yang bernilai edukasi dan estetik.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen, Suwardi, dalam sambutannya seperti dikutip Solopos.com melalui kanal YouTube PUI Javanologi UNS pada Minggu (9/10/2022) menyampaikan terima kasih kepada PUI Javanologi UNS karena membantu Kabupaten Sragen menampilkan tari daerah khas Sragen, yaitu Eksotika Kemukus.

“Tari Eksotika Kemukus didukung dari 40 orang. [Para penari] meliputi eleman guru, seniman, dan tim kreator dari Disdikbud Sragen,” terang Suwardi.

Ia menyampaikan proses penciptaan tari Eksotika Kemukus dimulai dari Agustus hingga awal Oktober 2022. Ia berharap tari Eksotika Kemukus dapat ditularkan kepada pelajar dan ditampilkan sebagai seni tari utama dalam Upacara Larab Selambu Makam Pangeran Samudro.

Baca Juga : Ada Apa Saja di Wisata Gunung Kemukus Sragen? Cek di Sini…

“Tari Eksotika Kemukus ini lahir dari rasa hormat kepada Pangeran Samudro yang merupakan tokoh sentral legenda Gunung Kemukus. Dalam hal ini Bidang Pembinaan dan Kebudayaan Disdikbud Sragen bertugas merumuskan narasi, pijakan karya, dan memvisualisasikan dalam wujud tari kerakyatan. Mengisahkan perjalanan dakwah Pangeran Samudro. Hal tersebut sebagai upaya Pemkab Sragen menata ulang destinasi wisata Gunung Kemukus,” jelas Suwardi.

Pamong Budaya Disdikbud Sragen, Wijanarko, mengatakan tarian tersebut diiringi gamelan. Tari Eksotika Kemukus mengisahkan perjalanan Pangeran Samudro. Dia menceritakan sejarah tari Eksotika Kemukus secara garis besar.

“Menurut cerita tutur, Pangeran Samudro adalah Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Konteks situasi kisahnya berlatar masa-masa senja kerajaan Hindu dulu,” terang Wijanarko kepada Solopos.com di kantornya beberapa waktu lalu.

tari eksotika kemukus sragen
Tarian Eksotika Kemukus dalam acara Javanologi di Pendapa R. Ng. Yasadipura Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Jumat (7/9/2022). (Istimewa/Tangkapan Layar YouTube PUI Javanologi UNS)

Kisah Pangeran Samudro

Baca Juga : Ritual Jamasan Slambu Pangeran Samodro di Gunung Kemukus Sragen Tetap Digelar, Tapi Sepi..

Ia menambahkan masa senja kerajaan Hindu karena menguatnya pengaruh Kesultanan Demak Bintoro yang bercorak Islam. “Kemudian hadirlah Kesultanan Islam pertama di Jawa yang didirikan Raden Patah, putra mahkota Prabu Brawijaya V. Raden Patah dan Pangeran Samudro masih memiliki hubungan kekerabatan. Pangeran Samudro memutuskan tinggal di Demak Bintoro untuk mendalami Islam kepada Sunan Kalijaga. Ibu Pangeran Samudro, Raden Ayu Ontrowulan, turut serta mendampingi,” jelas Wijanarko.

Kemudian, lanjutnya, Sunan Kalijaga mengutus Pangeran Samudro untuk mengembara ke arah selatan menuju Gunung Lawu. Pangeran Samudro didampingi dua orang abdi selama perjalanan tersebut.

Dalam perjalanan dakwah Pangeran Samudro, ia tiba di Desa Jenalas, Gemolong untuk beristirahat. Pangeran Samudro melanjutkan kembali perjalanan menuju Demak. Namun, saat tiba di padang oro-oro kabar, yang kini Dukuh Kabar, Desa Bogorame, Kecamatan Gemolong itu Pangeran Samudro sakit.

“Pangeran Samudro tetap melanjutkan perjalanan. Ketika sampai di Dukuh Doyong, sekarang Kecamatan Miri, kesehatannya memburuk. Salah satu abdi mengabarkan hal tersebut kepada Sultan Demak Bintoro. Pangeran Samudro wafat. Kemudian [Sultan Demak Bintoro] memerintah agar [Pangeran Samudro] dimakamkan di bukit yang cukup jauh,” tambah Wijanarko.

Baca Juga : Kisah di Balik Ritual Seks, Pesugihan & Ngalap Berkah di Gunung Kemukus Sragen

Pangeran Samudro dimakamkan di bukti yang terletak di sebelah barat laut Dukuh Doyong. Makam tersebut berada di ketinggian sekitar 300 mdpl.

“Karena puncak bukti tersebut sering diselimuti kabut putih pada pagi hari yang mirip asap yang keluar dari kukusan penanak nasi maka dinamakan sebagai Gunung Kemukus,” ujarnya.

Ia menambahkan perjalanan Pangeran Samudro dalam syiar Islam telah mewariskan nilai-nilai keteladanan kepada para pengikut. Sebagaimana nasihat dari Pangeran Samudro, yaitu sing sopo duwe pajongko marang samubarang kang dikarepke, bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno pangrasa tresna marang Gusti Allah kaya dene yen arep nekani kang ditresnani.

“Artinya, siapa saja yang memiliki keinginan, agar segala harapannya dapat terwujud maka harus berbekal kesungguhan, keteguhan, hati yang suci. Jangan ragu-ragu oleh godaan, harus terus mengarah pada tujuan, dekatkanlah rasa batin, cintamu kepada Allah SWT seperti hendak mengunjungi yang dicintai,” ungkap Wijanarko.

Baca Juga : Seks Bebas di Gunung Kemukus Sragen: Prostitusi Berkedok Ritual Pesugihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya