SOLOPOS.COM - Dua petani tembakau rajangan di Desa Genting, Kecamatan Cepogo menjemur tembakau, Senin (15/8/2011).(JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Dua petani tembakau rajangan di Desa Genting, Kecamatan Cepogo menjemur tembakau, Senin (15/8/2011).(JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Solopos.com–Bulan Ramadan dan menjelang Lebaran tahun ini menjadi berkah bagi para petani tembakau rajangan yang berada di lereng Merapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah akhir tahun lalu dihantam bencana erupsi Merapi dan merusak seluruh lahan pertanian, kini para petani mulai merasakan berkah atas bencana yang dialami tahun lalu tersebut. Tak terkecuali bagi para petani tembakau rajangan.

Mereka benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa atas hasil panen yang diperolehnya saat ini. Bagaimana tidak, baru panen awal, mereka sudah merasakan hasil yang cukup bagus.

Salah seorang petani tembakau rajangan asal Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Marjo, mengaku hasil panen tahun ini memang sangat menguntungkan para petani. Pasalnya, baru awal panen itu, petani sudah merasakan bagaimana keuntungan sesungguhnya.

“Harga jualnya terus naik. Awalnya Rp 40.000-Rp 45.000/kg, kini sudah ada yang berani membeli Rp 80.000/kg,” ujarnya saat ditemui Espos di sela-sela kegiatannya, Senin (15/8/2011).

Menurut Marjo, naiknya harga tembakau itu juga tidak lepas dari berkah abu Merapi yang juga melanda kawasan di Boyolali tersebut. Abu itu, diakui, sangat membantu untuk pertumbuhan optimal tembakau.

“Selain itu, cuaca cerah dan tidak ada hujan juga memengaruhi kualitas tembakau yang dihasilkan,” papar dia.

Marjo menambahkan saat ini kondisi cuaca yang cukup terik juga menjadi berkah bagi para petani. Mereka, jelas Marjo, tidak perlu mencari tempat yang luas dan lapang hingga ke luar Boyolali, seperti yang dialaminya tahun lalu untuk menjemur tembakau.

“Bisa menjemur di mana saja. Seperti di jalan kampung dan tidak perlu turun atau ke daerah lain demi menjemur tembakau rajangan. Tahun lalu saja biaya operasional untuk menjemur tembakau sangat besar akibat cuaca yang tidak menentu,” jelas dia.

Senada, Sudar mengaku dengan cuaca yang terang itu membuat kualitas tembakau rajangan menjadi maksimal. Petani, tidak perlu menunggu lama untuk menjemur tembakau yang sudah dirajang dan ditempatkan di sebuah papan yang terbuat dari bambu.

“Cukup dua hari untuk menghasilkan tembakau rajangan yang kering. Tahun lalu, bisa lebih dari empat hari untuk kering, karena terus menerus hujan,” ujarnya kepada Espos, Senin.

Diakui keduanya, dengan hasil tembakau rajangan ini bisa menjadi kado istimewa menjelang Lebaran ini. Mereka bisa menikmati Lebaran dengan hasil tembakau yang optimal.

(Ahmad Mufid Aryono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya