SOLOPOS.COM - Ilustrasi sakit telinga. (Alodokter.com)

Solopos.com, SOLO — Pendengaran merupakan salah satu organ penting pada manusia. Namun beberapa kondisi terkadang bisa mengganggu fungsi pendengaran. Salah satunya karena gendang telinga yang pecah atau berlubang. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Pada Health Talk Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dengan tema Gendang Telinga Pecah? Timpanoplasti Aja!, disampaikan mengenai salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gendang telinga yang berlubang itu. Tindakan tersebut disebut timplanoplasti.

Dokter spesialis THT RS JIH Solo, dr. Dimas Adi Nugroho, Sp. THT-KL, mengatakan timplanoplasti merupakan operasi rekonstruksi untuk telinga tengah.

Disebutkan, telinga tengah itu terdiri dari gendang telinga serta ruang telinga tengah yang isinya terdiri dari tulang-tulang pendengaran.

Jadi timplanoplasti merupakan tindakan untuk merekonstruksi gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran. Biasanya hal itu perlu dilakukan karena adanya gangguan pada bagian-bagian tersebut, misalnya karena infeksi atau kemungkinan adanya trauma atau penyakit lain.

Baca Juga: Penderita Kolesterol Tinggi Boleh Konsumsi Daging, Ini Penjelasan Dokter

“Tujuan utama timplanoplasti adalah untuk menutup lagi [gendang telinga berlubang]. Jadi fungsi gendang telinga yang utama adalah sebagai fungsi proteksi, dia [gendang telinga] sebagai pelindung telinga tengah, ruang telinga tengah, dari udara di luar. Sehingga fungsi proteksi itu yang akan dikembalikan,” jelas dia.

Fungsi kedua, tentunya diharapkan bisa memperbaiki pendengaran pasien yang telah terganggu. Hanya, menurutnya, tujuan tersebut terkadang belum tentu tercapai, karena ada kondisi khusus.

“Misalnya karena kondisi infeksinya yang berat, kadang tidak bisa mengembalikan secara maksimal untuk pendengaran dari pasien. Namun dengan ditambal gendang telinganya kemudian direkonstruksi tulang-tulang pendengarannya harapannya angka kekambuhan infeksi pada telinga tengah akan jauh berkurang,” lanjut dia.

Baca Juga: Nyeri Punggung Bawah Terjadi karena Faktor Usia dan Aktivitas

Mengenai kapan rekonstruksi tersebut harus dilakukan, hal itu disesuaikan dengan kondisi atau gangguan yang ada pada telinga. Menurutnya, timplanoplasti biasanya dilakukan pada kasus otitis media kronik atau semacam peradangan atau infeksi. Kasus otitis media kronik pun banyak macamnya.

“Ada yang kondisinya berair, jadi telinganya sering keluar cairan, infeksinya kambuh-kambuhan, kadang sampai nyeri, pendengaran berkurang. Kalau diperiksa biasanya nanti akan terlihat kondisi gendang telinganya. Kalau ternyata berlubang, diindikasikan untuk dilakukan timplanoplasti,” jelas dia.

Ada juga kasus yang pendengarannya berkurang, disertai waktu kecil ada riwayat keluar cairan, namun setelah besar sudah tidak keluar cairan lagi, hanya pendengaran yang masih berkurang. Setelah dicek ternyata gendang telinganya berlubang, sehingga yang menyebabkan berkurangnya pendengarannya adalah karena gendang telinganya berlubang itu. Kondisi tersebut juga bisa dilakukan timplanoplasti.

Sedangkan mengenai batasan usia, menurut dr. Dimas, timplanoplasti dapat dilakukan pada pasien usia berapapun. “Namun memang ada kondisi khusus yang perlu diperhatikan. Misal pada anak-anak atau pada lansia. Kita tahu pada lansia banyak ada komorbid yang dialami pasien itu yang harus diperhatikan. Namun secara prinsip operasi bisa dilakukan pada usia kapanpun,” kata dia.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya