SOLOPOS.COM - Atiek Rachmawati (Istimewa)

Disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan, dan atau perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.

Sementara menurut wikipedia.org, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Prototipe atau prototypedalam wikipedia disebut juga dengan purwarupa atau arketipe adalah rupa yang pertama atau rupa awal atau standar ukuran dari sebuah entitas (satuan yang berwujud). Dalam bidang desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal.

Pada akhir semester gasal atau awal semester genap tahun 2022 ini, para pelaksana pendidikan, pengelola sekolah dan terlebih khususnya para guru dihebohkan dengan akan diterapkannya kurikulum baru, yaitu kurikulum prototipe. Walaupun menurut Dr. Supangat dalam bukunya yang berjudul Kurikulum 2022, Mengenal Kurikulum Prototipe bagi Sekolah dan Guru (2021), kurikulum prototipe ini sudah disiapkan beberapa tahun lalu untuk diimplementasikan pada Program Sekolah Penggerak.

Aturan mengenai kurikulum prototipe ini tertuang di dalam Keputusan Mendikbudristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.

Kurikulum 2013 (K-2013/Kurtilas) adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa. Satuan pendidikan dapat menerapkan kurikulum nasional K13, kurikulum darurat dan atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Satuan pendidikan juga dapat melakukan pengurangan Kompetensi Dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat lebih fokus pada kompetensi esensial untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.

Kembali pada kurikulum prototipe, dikatakan kurikulum ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembelajaran sebagai respons dari pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Penerapan kurikulum prototipe ini nantinya akan dilaksanakan di jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA/SMK.

Di jenjang TK, penerapan kurikulum prototipe lebih terfokus pada aktivitas bermain siswa sebagai proses pembelajaran yang utama. Pembentukan karakter untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila melalui literasi buku-buku yang digemari siswa, yang semula pada kurikulum 13 pembelajaran siswa berbasis tema.

Di jenjang SD, adanya penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk memahami lingkungan sekitar, yang semula terpisah di kurikulum 2013. Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan bagi siswa dengan bertumpu pada pembelajaran berbasis proyek (project based learning) untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila.

Di jenjang SMP, kurikulum prototipe mewajibkan mata pelajaran informatika, di mana mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran pilihan di kurikulum 2013. Mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib untuk menyesuaikan kemajuan teknologi digital yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila.

Sementara di jenjang SMA adanya penghilangan penjurusan IPA, IPS, Bahasa, dan sebagai gantinya siswa kelas X akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan SMP, sementara kelas XI dan XII bisa memiih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan cita-citanya.

Pada dasarnya kurikulum prototipe merupakan paradigma baru kurikulum di Indonesia yang selaras dengan program merdeka belajar. Kurikulum ini memusatkan pembelajaran pada siswa atau peserta didik, di mana diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah.

Walaupun sekarang, kurikulum prototipe masih sebuah opsi yang kembali bisa diambil oleh setiap satuan pendidikan, namun pada akhirnya nanti, kurikulum prototipe akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan yang ada di seluruh Indonesia. Karenanya setiap satuan pendidikan hendaknya sudah harus mulai mempersiapkan penerapan kurikulum prototipe ini pada satuan pendidikan masing-masing.

Dalam rangka menyukseskan penerapan kurikulum prototipe, satuan pendidikan harus mempersiapkan beberapa tahapan yang di antaranya adalah pertama, pendaftaran dan pendataan. Hal ini dilakukan karena penerapan kurikulum prototipe ini merupakan opsi, sejalan dengan program sekolah penggerak yang sedang berjalan.

Kedua, bagaimana sekolah mampu membuat Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dengan mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, kerangka kurikulum sekolah harus bisa mengembangkan 8 Standar Nasional Pendidikan (NSP) untuk dapat meningkatkan kinerja siswa dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang dapat disesuaikan dengan visi misi dari setiap satuan pendidikan.

Ketiga, kesiapan guru dalam proses pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter siswa yang berpijak pada Profil Pelajar Pancasila dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Profil Pelajar Pancasila sendiri adalah siswa yang setidaknya mempunyai 6 karakter utama, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan juga kreatif.

Jadi bisa dikatakan dampak positif dari penerapan kurikulum prototipe ini adalah pembelajaran yang tidak hanya bertumpu pada target materi, namun pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dengan menitikberatkan pada materi yang lebih esensial. Pembelajaran menjadi lebih baik dengan meningkatnya karakter siswa.

Potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai kesempatan belajar yang menyenangkan, dengan berjuta harapan learning loss dapat dicegah sebagai dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan. Akhirnya, untuk para guru di seluruh Indonesia, selamat menyongsong paradigma baru kurikulum prototipe untuk kemajuan pendidikan di Indonesia dengan Merdeka Belajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya