SOLOPOS.COM - Ilustrasi-- Senjata nuklir. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari lalu menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat dunia. Banyak yang menilai adanya ketidakseimbangan di antara negara tetangga ini.

Dilansir Bisnis dari India Times, peperangan ini pun terjadi dikarenakan Rusia membela gerakan separatis di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengatakan akan membalas pihak yang mengganggu Rusia dan gerakan separatis Ukraina.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini pun terjadi ketika ke pemimpin dua kelompok separatis Ukraina meminta bantuan Rusia untuk menghentikan dugaan agresi Ukraina.

Pihak separatis juga meminta militer Ukraina untuk memberhentikan serangan. Adapun setelah pengumuman Putin adanya ledakan di Kharkiv, sebuah kota besar Ukraina di selatan perbatasan Rusia.

Baca Juga: Temasuk Iran, Ini Sejumlah Negara Pendukung Rusia

Melihat peperangan antara kedua negara di Eropa ini, berikut perkiraan kemampuan militer Rusia dan Ukraina. Rusia dan Ukraina adalah dua negara terbesar di Euroasia, kedua negara ini merupakan bagian dari 15 republik Soviet yang membentuk Uni Soviet.

Adapun setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Ukraina menjadi negara merdeka dan memberikan jarak dari Rusia. Setelah Revolution of Dignity Ukraina pada tahun 2014, yang menyaksikan proses selama berbulan -bulan untuk menggulingkan Presiden Ukraina pro-Moskow Viktor Yanukovych.

Adanya kekosongan kekuasaan tersebut, Putin pun mengikat Krimea dan mendukung separatis di provinsi tenggara Donetsk dan Luhansk.

Ini pun membuktikan bahwa ini bukanlah pertama kali Rusia mendukung gerakan separatis di Ukraina. Dalam peperangan antara Rusia dan Ukraina pun terlihat adanya kesenjangan.

Baca Juga: Banyak Pelajar Internasional Terjebak Perang Rusia Vs Ukraina

Angkatan bersenjata Rusia adalah salah satu kekuatan militer terbesar di dunia. Dengan sekitar satu juta personel tugas aktif, militer Rusia merupakan terbesar kelima di dunia, dan setidaknya 2 juta personel cadangan. Rusia menempati peringkat lima besar negara yang menghabiskan sebagian besar PDB mereka untuk militer mereka.

Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Rusia menghabiskan US$61,7 miliar untuk militernya yang menyumbang 11,4 persen dari pengeluaran pemerintah.

Sebagai perbandingan, Ukraina menghabiskan $5,9 miliar untuk militernya yang menyumbang 8,8 persen dari pengeluaran pemerintah.

Dalam perbandingan head-to-head kemampuan militer Rusia melebihi Ukraina di hampir setiap aspek dan jika dilihat dari data Global Fire Power, Rusia merupakan negara paling kuat kedua secara militer, sementara Ukraina berada di peringkat 22 dari 140 negara.

Baca Juga: Militer Lima Negara Ini Terkuat di Dunia, Rusia di Posisi Kedua

Terkait dengan personel aktif, Rusia memiliki hampir 850.000 personel aktif dan Ukraina hanya memiliki 250.000.

Kekuatan udara Rusia juga lebih kuat dari Ukraina. Rusia memiliki lebih dari 4.100 pesawat, dengan 772 pesawat tempur, sementara Ukraina hanya memiliki 318 pesawat, dengan hanya 69 pesawat tempur.

Sementara itu, dalam hal kekuatan militer darat, Rusia memiliki sekitar 12.500 tank dan Ukraina hanya memiliki sekitar 2.600 tank dan 12.000 kendaraan lapis baja.

Sementara Rusia memiliki lebih dari 30.000 kendaraan lapis baja. Dalam hal pesawat tempur, Rusia memiliki 772 jet tempur, sementara Ukraina hanya 69. Rusia memiliki daya tembak militer lebih dari Ukraina – meliputi darat, udara dan laut.

Beberapa analis berpikir serangan Rusia akan mengandalkan persenjataan jarak jauh seperti rudal jelajah untuk menargetkan situs utama Ukraina dari jarak jauh.

Baca Juga: Dubes Ukraina dan Dubes Rusia Datangi Kantor PBNU, Ini Kata Gus Yahya

Dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara NATO telah memasok Ukraina dengan bantuan mematikan tambahan, seperti penyediaan 2.000 senjata anti-tank oleh Inggris.

Namun sementara pengiriman ini dirancang untuk membuat invasi Rusia lebih mahal bagi mereka, beberapa ahli percaya senjata ini akan mengubah hasil langsung dari serangan Rusia.

Seperti dilansir dari bbc.com, menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, perangkat yang memicu ledakan nuklir. Namun angka ini termasuk sekitar 1.500 hulu ledak yang sudah dipensiunkan dan akan dibongkar.



Baca Juga: Hari Ke-13 Invasi Rusia ke Ukraina, Begini Situasinya

Dari sekitar 4.500 sisanya, mayoritas diperkirakan berupa senjata nuklir strategis seperti rudal balistik atau roket yang bisa menargetkan sasaran dari jarak jauh. Inilah senjata-senjata yang biasanya dikaitkan dengan perang nuklir.

Sedangkan selebihnya bisa dibilang berskala lebih kecil, lebih tidak merusak dan digunakan pada jarak pendek di medan perang atau laut.

Namun angka itu bukan berarti Rusia memiliki ribuan senjata nuklir jarak jauh yang siap digunakan.

Para ahli memperkirakan sekitar 1.500 hulu ledak Rusia tengah “disiapkan”, yang artinya telah ditempatkan di pangkalan rudal atau di kapal selam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya