Solopos.com, KLATEN – Sejumlah perempuan membuat kerajinan payung batik di Dukuh Pendem, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten, Rabu (28/9/2022).

PromosiUniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Proses membatik payung dilakukan menggunakan canting sama seperti pembuatan produk kain batik. Hanya, pewarna yang digunakan yakni pewarna cat. Beragam motif batik digoreskan pada media payung mulai dari pola batik klasik hingga kontemporer. Motif-motif itu seperti motif tiga negeri serta motif klasik seperti kawung, sekar jagad, truntum, dan lain-lain.

Hasil kerajinan yag dikembangkan Sularto, 42, atau yang akrab disapa Jeprik itu sukses menembus pasar Asia hingga Amerika. Payung batik dipasarkan dengan harga mulai Rp150.000 per biji hingga Rp450.000 per biji.

 

Pemilik usaha payung batik Sularto alias Jeprik, 42, menunjukkan hasil produk payung batik di rumah produksinya di Dukuh Pendem, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Rabu (28/9/2022). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

 

Perajin menggoreskan canting di media payung di rumah produksi Bima Sena, Dukuh Pendem, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Rabu (28/9/2022). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi