SOLOPOS.COM - Tiga bocah memandangi air terjun Batu Pengantin di Dukuh Ngrukun, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Kamis (4/3/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Wilayah Kecamatan Kalijambe di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, merupakan kawasan situs manusia purba yang tak hanya menyimpan banyak fosil tetapi juga memiliki potensi pemandangan alam eksotis.

Di kawasan yang terletak di ujung barat daya Kabupaten Sragen itu ternyata masih ditemukan sejumlah air terjun yang masih perawan, yakni di wilayah Dukuh Ngrukun, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dukuh Ngrukun terletak di dekat perbatasan dengan Desa Jetis Karangpung. Nuansa perdesaan terasa saat Solopos.com masuk ke dukuh itu didampingi Kaur Keuangan Desa Krikilan yang kebetulan tinggal di dukuh itu, Karmi, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Pasar Krempyeng Dihelat Solo demi Berdayakan Ekonomi Warga

Ia mengajak Solopos.com untuk membuktikan  Krikilan masih menyimpan keindahan alam yang masih alami. Setelah menitipkan motor di rumah paling ujung di lingkungan RT 002, Karmi beranjak untuk jalan kaki.

Karmi mengajak anak laki-lakinya dan dua bocah setempat yang biasa mandi di sungai. Karmi melewati jalan cor di pinggiran dukuh hingga akhirnya jalan itu berubah menjadi jalan berbatu dan becek. Suara mesin traktor terdengar jelas dari aktivitas petani yang membajak sawah.

Mereka berjalan menyusuri pematang pinggir sawah yang juga berbatasan dengan tebing Sungai Kedung Bangkong. Dengan bantuan potongan kayu jati kering, Ibu yang berumur 50 tahunan itu menuruni tebing yang tak begitu curam tetapi licin.

air terjun Kedung Bangkong Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen
Bocah menaiki batu besar untuk melihat air terjun Kedung Bangkong di Dukuh Ngrukun RT 002, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Kamis (4/3/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Di bawah tebing itulah bisa dilihat jelas gerojokan setinggi 2-3 meter yang mengalir ke kedung yang dikenal dengan sebutan Kedung Bangkong.

“Kedung itu dalam. Satu batang bambu utuh saja bisa masuk tak kelihatan ujungnya,” kata Karmi yang cukup akrab dengan medan sungai itu. Dari lokasi gerojokan yang cukup kecil itu, Karmi bergerak menyusuri sungai yang penuh dengan bebatuan yang besar-besar.

Banyak Orang Memancing

Sepatu ketsnya terpaksa dilepas karena harus melewati jalan terjal berair. Setelah beberapa menit berjalan akhirnya tiba di pertemuan dua sungai. Tak jauh dari pertemuan kedua sungai itu ada kedung yang cukup besar dengan gerojokan kecil setinggal 1 meter.

Di kedung itulah menjadi lokasi banyak orang yang memancing karena banyak ikannya dan ukurannya cukup besar-besar. Sekitar 10 meter dari pertemuan sungai itulah terdampak sebuah kedung lagi yang di atasnya ada gerojokan setinggi 3-4 meter dengan air yang cukup banyak.

Baca juga: Tak Cuma Kampung Sakura, Ini Wahana-Wahana di Waduk Cengklik Park Boyolali

Air terjun itu dikenal dengan nama Air Terjun Batu Pengantin karena di dekat air terjun itu ada dua batu yang dipercaya penduduk setempat sebagai perwujudan pasangan pengantin yang hilang. Di lokasi tersebut cukup adem dan sejuk.

Di sekelilingnya terdapat dinding tebing yang curam setinggi lebih dari 5 meter. Semak berlukar dan tumbuhan liar masih didapati.

Bahkan sampah bekas ranting pohon pun berserakan tetapi airnya jernih. Suara gemericik air yang mengalir di sela-sela batu semakin menambah nyaman suasana di lokasi air terjun yang tenang itu.

Baca juga: Cerita Warga Klaten Nyaris Kehilangan Rp400 Juta Akibat Investasi Bodong

“Sebenarnya masih ada batu soye di daerah hilir sungai yang masuk wilayah RT 001 Dukuh Ngrukun,” kata Karmi. Waktu yang sudah sore tak memungkinkan untuk mbolang ke lokasi batu soye yang konon katanya merupakan batu raksasa tempat bertapanya Kiai Mustahal, pendakwah Islam di wilayah Kalijambe.

Membuka Akses Wisata

Karmi berharap potensi alam itu bisa dikembangkan menjadi wisata desa sehingga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi warga Dukuh Ngrukun.

Ia berharap para pemuda Ngrukun bisa bergerak bersama untuk membuka akses menuju ke air terjun itu untuk mengenalkan kepada publik tentang eksotisme air terjun Batu Pengantin dan Kedung Bangkong.

Baca juga: Dampak Kekerasan Seksual Kepada Anak, Mau Bunuh Diri Hingga Trauma Ketemu Laki-Laki

“Aksesnya masih sulit karena masih alami. Ya, maklum warga desa yang membutuhkan pendampingan dari pihak-pihak terkait,” katanya.

Sekretaris Desa Krikilan Aries Rustioko sudah mengetahui potensi tersebut dan sudah mengunggahnya di Youtube Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Aries menyampaikan Pemdes Krikilan memang berencana mengembangkan grojokan itu tetapi perlu membuka akses dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya