Solopos.com, SOLO–Solo Safari belum bisa menyampaikan biaya operasional setelah pembangunan fase I. Namun demikian, General Manager (GM) Solo Safari Shinta Adithya mengatakan Solo Safari masih mendalami kebutuhan Solo Safari satu bulan pertama.
Solo Safari akan menyampaikannya tiga bulan ke depan. “Setiap taman satwa itu berbeda-beda, outlet berbeda, exhibit berbeda. Kami masih pelajari kebutuhan Solo Safari,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (29/1/2023).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dia menjelaskan pendapatan dari rekreasi Solo Safari bakal mencukupi semua kebutuhan atau beban operasional. Shinta mengatakan jumlah pengunjung lebih dari 1.500 orang, Jumat (27/1/2023), sekitar 2.500 hari kedua, dan sekitar 7.500 orang pada Minggu atau tiga kali lipat dari jumlah kunjungan Sabtu.
Dia menjelaskan Solo Safari ditutup sementara bukan berarti tutup sepenuhnya setelah itu namun sebagai pengaturan sirkulasi demi kenyamanan pengujung. Shinta mengatakan pengunjung dari berbagai daerah, antara lain, Surabaya, Jogja, Semarang, dan Soloraya. Satu anak bisa bersama tiga sampai lima orang dewasa.
Menurut dia, tingginya antusiasme masyarakat merupakan dampak positif kunjungan Presiden Jokowi bersama keluarga sebelum Solo Safari dibuka. Media berperan dalam pemberitaan rencana pembukaan Solo Safari.
Sementara itu, tiket premium menjadi buruan wisatawan karena harganya tidak terpaut jauh dengan tiket reguler. Sekitar 30% sampai 40% dari seluruh tiket yang dijual merupakan premium. Ada sejumlah keuntungan untuk tiket premium.
Laman resmi Solo Safari menjelaskan tiket premium mendapatkan sejumlah keuntungan, antara lain, welcome drink lounge, akses langsung tanpa antrean, jalur kereta, dan tempat duduk prioritas untuk atraksi dan restoran.
Senior Advisor Sales & Marketing Taman Safari Indonesia Panca R Sarungu mengatakan Solo Safari menargetkan penjualan untuk rekreasi Rp800 juta per bulan selama 2023. “Kami sebenarnya punya target kalau bisa per bulannya penjualan Rp800 jutaan supaya berkontribusi untuk daerah,” kata dia, Kamis (19/1/2023).
Ditanya kapan BEP atau balik modal dari investasi Solo Safari, Panca hanya menjawab diplomatis. “Kami kan bantuannya dari donor. Kalau kami Taman Safari Group memang melakukan investasi, namun tidak menghitung investasinya tetapi mendapatkan kerja sama dari operasional,” tambah dia.
Menurut dia, seluruh biaya operasional Solo Safari dibiayai dari hasil operasional Solo Safari. Pembiayaan tidak menggunakan APBD Kota Solo.
Sementara laporan laba rugi Perusahaan Umum Daerah Taman Satwa Taru Jurug 2021
Pendapatan usaha Rp4.266.174.436
Harga pokok penjualan -Rp125.946.046
Laba kotor Rp4.140.288.390
Beban operasional Rp 4.828.759.884
Laba (rugi) operasional (Rp688.531.494)
Pendapatan non operasional Rp991.676.376
Beban non operasional -Rp135.095.826
Laba (rugi) sebelum pajak Rp168.049.056
Pajak -Rp16.910.956
Laba (rugi) setelah pajak Rp151.138.100.