SOLOPOS.COM - Ilustrasi memberikan zakat. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pimpinan Pusat Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Al Ustaz Nur Kholid Saifullah menjelaskan soal mengencangkan ikat pinggang dalam tulisannya.

Disebutkannya, Imam Bukhari dan imam Muslim meriwayatkan hadis dari ‘Aisyah RA bahwa di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan beliau mengencangkan izarnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Dalam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan di saat orang kebanyakan kendur dalam beribadah, justru Rasulullah SAW mengencangkan izarnya (mengencangkan ikat pinggang dalam bahasa kita). Maksudnya meningkatkan kesungguhan dalam beribadah.

Sebuah proses pengembangan kualitas moral untuk mencapai derajat takwa selama bulan Ramadan keberhasilannya sangat ditentukan oleh bagian akhir dari proses tersebut.

Bila bagian akhirnya buruk, semangat semakin kendur, dan intensitas ibadah semakin melemah, boleh jadi ibadahnya selama bulan Ramadan sia-sia. Puasanya hanya mendapatkan lapar dan haus. Salat malamnya hanya mendapatkan melek dan capai saja.

Untuk itu Rasulullah SAW sebagai uswah hasanah bagi orang-orang beriman, memberikan teladan yang tepat, mengakhiri sepuluh hari terakhir dengan meningkatkan semangat dalam beribadah kepada Allah.

Di samping mengencangkan izar beliau juga menghidupkan malamnya. Maksudnya beliau menghidupkan malamnya dengan lebih banyak ibadah dibanding malam-malam sebelumnya.

Tidak hanya melakukan salat malam dengan bacaan yang bagus dan panjang, tetapi beliau juga melakukan murajaah hafalan Al-Qur’an kepada malaikat Jibril. Sekaligus menciptakan suasana baru yang lebih bersemangat dengan membangunkan keluarga beliau di malam hari untuk bersama-sama beribadah demi mendapatkan mardhatillah.

Artinya beliau membimbing kita untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri dalam beribadah tapi juga memikirkan keluarga kita untuk berbuat yang sama, yang insya Allah merupakan bagian dari pengamalan quu anfusakum wa ahliikum naaran (selamatkanlah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka). (QS At Tahrim 66:6)

Dalam rangka membangkitkan semangat umatnya untuk beribadah, Rasulullah SAW juga mengajak mereka untuk mencari malam lailatulkadar (malam kemuliaan) di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir.

Allah sendiri mengajak mereka dengan mengabarkan bahwa malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (QS Al Qadr 97: 3). Bahkan Rasulullah SAW memberikan contoh ibadah dengan penuh totalitas dengan melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir.

Beliau tidak keluar dari masjid kecuali ada hajat yang sangat mendesak. Beliau menjadikan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan sebagai momen yang sangat spesial dengan meningkatkan intensitas ibadah.

Puasa adalah mekanisme yang dirancang Allah bagi orang-orang beriman untuk meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan hawa nafsu. Tidak hanya nafsu makan, minum dan bersetubuh saja di siang hari, tetapi juga nafsu-nafsu lain sepanjang hari, karena nafsu itu senantiasa mengajak kepada kejahatan kecuali nafsu yang dirahmati. (QS Yusuf 12:53)

Nafsu yang dirahmati adalah nafsu yang dibimbing Allah dan rasul-Nya. Ibadah puasa ini mendidik kita untuk menomorduakan hawa nafsu kita sendiri dan mendahulukan kehendak Allah dan rasul-Nya.

Artinya dengan senantiasa mendahulukan kehendak Allah dan rasul-Nya daripada hawa nafsu kita sendiri, kita telah merombak hawa nafsu kita yang selalu mengajak kepada kejahatan menjadi nafsu yang dirahmati Allah, sekaligus memproses pribadi kita menjadi manusia yang bertakwa.

Yang paling akhir, Islam mengajarkan kedermawanan. Selama bulan Ramadan kedermawanan Rasulullah SAW digambarkan oleh sahabat seperti angin yang semilir. Menjelang akhir Ramadan beliau mewajibkan setiap kepala keluarga untuk mengeluarkan zakat fitrah bagi semua anggota keluarga dan orang yang menjadi tanggung jawabnya.

Maka demi menyempurnakan ibadah puasa Ramadan kita, mari kita keluarkan zakat fitràh kita dan zakat-zakat yang lain untuk menyucikan harta kita. Dengan harta yang sudah disucikan, mari kita sambut datangnya Idulfitri dalam beberapa hari lagi dengan suasana bahagia. Aamiin.

Al Ustaz Nur Kholid Saifullah
Pimpinan Pusat Majlis Tafsir Al-Qur’an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya