SOLOPOS.COM - kon gitar di salah satu sudut jalan di Desa Ngrombo, Bali, Sukoharjo, Rabu (22/6/2022). (Solopos/r Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SUKOHARJO – Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, adalah desa wisata yang populer sebagai kampung gitar atau sentra industri kerajinan gitar di Kabupaten Sukoharjo. Beragam prestasi ditorehkan Desa Ngrombo di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif salah satunya juara lomba desa wisata kategori kreatif bertajuk BCA Desa Wisata Awards 2021 dan lomba kelompok sadar wisata (pokdarwis) tingkat provinsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hampir sebagian besar warga Desa Ngrombo mengandalkan membuat gitar sebagai mata pencaharian sehari-hari. Total jumlah perajin gitar di desa itu sebanyak 212 orang. Setiap perajin rata-rata memiliki tiga-lima karyawan.

Konon, kerajinan gitar di Desa Ngrombo berawal pada 1960. Kala itu, belum ada satu orang pun warga setempat yang bekerja sebagai perajin gitar. Lantas siapakah sosok tokoh perajin gitar pertama di Desa Ngrombo?

Perajin gitar pertama di Desa Ngrombo bernama Arjo Parno. Kisah Mbah Arjo Parno yang telah meninggal dunia menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kerajinan gitar di Desa Ngrombo.

“Mbah Arjo Parno merupakan warga asli Desa Ngrombo. Ia memiliki banyak teman yang tersebar di Soloraya. Saat itu, mungkin Mbah Arjo Parno masih berusia muda,” kata Ketua Pokdarwis Ngrombo Kuncoro, Saryadi, saat berbincang dengan Solopos.com di Sukoharjo, Rabu (22/6/2022).

Baca juga: Mau Dolan ke Kampung Gitar? Cek Paket Wisata Desa Ngrombo Sukoharjo Ini

Suatu hari, Mbah Arjo Parno berkenalan dengan seorang pengusaha asal Kota Solo. Saat berbincang, pengusaha itu tengah mencari pekerja sebagai pembuat gitar. Lantaran penasaran, Mbah Arjo Parno menerima tawaran itu dan mulai belajar cara memproduksi gitar mulai dari pemilihan bahan baku, membuat kerangka gitar hingga finishing.

Warga Penasaran

Mbah Arjo Parno mempelajari cara membuat gitar selama berbulan-bulan. Kadang kala, ia melanjutkan pekerjaannya membuat gitar di rumah. “Jadi Mbah Arjo Parno justru sering membuat gitar di rumah. Setelah rampung, ia menyetor hasil karyanya ke juragannya untuk mendapatkan penghasilan,” ujar dia.

Ternyata, tetangga rumah Mbah Arjo Parno penasaran dengan gitar yang dibuat di rumahnya di Ngrombo. Mereka lantas berkumpul di rumah Mbah Arjo Parno untuk belajar membuat gitar dari nol. Jumlah warga setempat yang belajar membuat gitar kian bertambah. Mereka langsung praktik membuat gitar di rumah masing–masing.

Baca juga: Ada 212 Perajin Gitar, Desa Ngrombo Sukoharjo Siap Sambut Delegasi G20

Lambat laun, jumlah pembuat gitar semakin bertambah setiap tahun. Akhirnya, sebagian warga setempat beralih pekerjaan sebagai perajin gitar hingga sekarang. “Dahulu, pengerjaan produki gitar masih menggunakan peralatan tradisional. Belum ada pola modifikasi dan custom menyesuaikan selera konsumen. Kalau sekarang lebih berkembang dengan banyak pilihan jenis dan modifikasi gitar,” papar dia.

Kepala Desa Ngrombo, Sri Partini, mengungkapkan pusat keunikan Desa Ngrombo adalah sentra industri gitar. Bahan baku pembuatan gitar adalah kayu pilihan seperti mahoni dan sonokeling. Masing-masing perajin memiliki jaringan penyedia bahan baku yang memasok secara berkala.

Pemerintah desa berkolaborasi dengan pokdarwis dan klaster gitar lantas membangun showroom gitar. Langkah ini dilakukan guna mengenalkan dan mempromosikan kerajinan gitar kepada masyarakat. “Kami berupaya memperkuat branding desa wisata. Tanpa branding yang kuat, potensi desa wisata bakal kurang dikenal masyarakat,” kata dia.

Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Perajin Gitar Ngrombo Sukoharjo Terimbas Pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya