SOLOPOS.COM - Ilustrasi wong kalang (Instagram/@gypsyindonesia)

Solopos.com, SEMARANG — Harta karun yang menjadi sasaran perburuan warga Blora kebanyakan adalah milik Suku Kalang. Suku Kalang atau wong kalang adalah kelompok suku yang bermukim di Pulau Jawa, khususnya di wilayah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Kabupaten Blora dan Rembang di Jawa Tengah; dan Kabupaten Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur. Mereka termasuk dalam sub Suku Jawa yang dengan sengaja hidup mengasingkan diri dalam hutan.

Berdasarkan catatan sejarah, sejak dari zaman Hindu-Bundha, wong kalang telah hidup mengasingkan diri di hutan rimba Tanah Jawa yang kala itu masih luas dan jarang dijelajahi manusia. Berdasarkan hasil penelitian arkeolog di Kabupaten Bojonegoro, wong kalang masuk dalam kategori ras yang sama dengan suku Negrito di Filipina dan suku Semang di Malaysia.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Dihimpun dari berbagai sumber, Senin (8/11/2021), dalam perkembangannya, keberadaan wong kalang di Jawa terdesak dengan migrasinya orang Melayu Austronesia (Proto Melayu dan Deutro Melayu) ke wilayah Nusantara yang membuat kelompok wong kalang ini menyingkir ke pinggir hutan. Jadi, wong kalang ini sudah mendiami Pulau Jawa terlebih dahulu dibadingkan ras austronesia, nenek moyang suku Jawa yang saat ini menjadi suku dominan di Indonesia dengan presentase lebih dari 40 persen.

Baca Juga: Terkuak! Harta Karun Diburu di Blora Ternyata Peninggalan Wong Kalang

Tujuan wong kalang menyingkir ke hutan adalah supaya mereka bisa mempertahankan keberadaan dan kebudayaan mereka. Namun seiring berjalannya waktu, wong kalang sudah membaur dengan masyarakat suku Jawa modern saat ini. Maka dari itu, keberadaan wong kalang masih ada hingga sekarang.

Salah satu budaya wong kalang yang paling disorot adalah budaya penguburan jenazah yang dinilai paling modern di zamannya kala itu, yaitu zaman megalitikum. Seperti yang sudah diberitakan Solopos.com, budaya wong kalang dalam menguburkan jenazah mengenal konsep “nutupi bahahan sanga” yang berarti menutup sembilan lubang tubuh dengan benda-benda logam sesuai strata.

Jika yang meninggal dari strata tinggi, jenazahnya akan dibekali emas murni serta perhiasan dari emas. Orang dari strata tengah dibekali dengan benda-benda logam perunggu dan jika di strata bawahnya biasanya dibekali alat-alat pertanian. Benda-benda itulah yang kemudian diburu sebagai harta karun oleh masyarakat Blora dan sekitarnya.

Baca Juga: Angker, Makam Kuno di Desa Kutukan Blora Sasaran Pemburu Harta Karun

Cerita Derry, Keturunan Wong  Kalang Generasi Kelima

Sementara itu, dikutip dari Okezone.com, Senin (8/11/2021), salah satu keturunan wong kalang generasi kelima, Derry yang merupakan warga Ambarawa mengatakan bahwa garis keturunan wong kalang yang mengalir di dalam darahnya berasal dari komunitas wong kalang yang tinggal di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Derry mengatakan ada beberapa keturunan wong kalang yang memiliki ‘ekor’ tapi bukan ekor binatang, melainkan benjolan kecil yang berada di pangkal tulang puggung atau tulang ekor dengan panjang sekitar 1-2 cm. Namun Derry mengatakan bahwa tidak semua anggota keluarga memiliki kelainan genetis tersebut.

Baca juga: Harta Karun Cina Banyak Ditemukan di Jateng

Kelainan ini tentu mengganggu karena mereka tidak bisa berlama-lama duduk. Bahkan salah satu keponakan Derry yang sudah berusia 26 tahun dan memiliki anak, tidak bisa bersepeda karena memang dilarang sejak kecil, takut jika jatuh dan melukai bagian tulang ekornya yang menonjol tersebut.

Terkait budaya dan ritual, Derry mengaku sudah tidak lagi melakukan dan mempraktekan budaya serta ritual wong kalang karena mereka telah lama hidup membaur dengan masyarakat sekitar. Derry mengaku bahwa saat itu, buyutnya sudah pindah ke Yogyakarta dan menikah dengan orang non kalang

Migrasi wong kalang ke Yogyakarta terjadi pada masa Kerajaan Mataram Islam dan saat itu ada sekitar 50 kepala keluarga dan sesampainya di Yogyakarta, mereka ditempatkan di salah satu daerah di Kecamatan Kotagede.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya