SOLOPOS.COM - Eddy Santoso. (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Banyaknya pedagang mi ayam di Tanah Air memicu pembentukan Paguyuban Mie Ayam Tunggal Rasa Indonesia. Ketua Umum Paguyuban Mie Ayam Tanjung Rasa Indonesia, Eddy Santoso, mengungkapkan paguyuban yang dipimpinnya mewadahi pelaku usaha utamanya perajin mi.

“Awalnya kita membuat kegiatan, karena banyaknya perajin akhirnya membentuk sebuah asosiasi atau paguyuban mi ayam yang cabangnya berada di setiap keresidenan yang ada di Indonesia khususnya bagian barat terutama di Jawa, sedangkan paling jauh berada di Kalimantan,” jelasnya Rabu (20/4/2022), saat dijumpai di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyebut Paguyuban Mie Ayam Tunggal Rasa Indonesia berdiri Selasa, 1 Juni 1999. Sedangkan dirinya dilantik menjadi ketua umum paguyuban pada Kamis (17/3/2021) di Tawangmangu, Karanganyar. “Kira-kira sudah lebih dari 20 tahun paguyuban ini berdiri saya adalah periode keempat dari kepengurusan,” jelasnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Wah! Ada Mi Ayam Porsi Monster di Jogja, Segini Harganya

Eddy menjelaskan anggota paguyuban terdiri dari para pengusaha mi dan pedagang mi ayam. Dia mengatakan jika pengusaha mi sudah menjadi anggota otomatis para pedagang [gerobak] di bawahnya juga sudah masuk menjadi anggota.

Semacam Franchise Tradisional

Dia menyebut dirinya termasuk dalam perajin atau pengusaha mi yang membawahi sekitar 150 pedagang mi ayam di Solo dan sekitarnya. Menurut Eddy, jumlah pengusaha mi ayam di Solo terbilang banyak yakni 30 pengusaha.

“Di Solo yang seperti saya itu ada 30 [pengusaha], kalau masing-masing punya katakanlah 50 [pedagang] sudah berapa itu 1.500 gerobak [mi ayam]. Sebagai perajin mi selain membuat mi itu sendiri biasanya juga menyediakan alat semacam gerobak dan lainnya untuk berjualan, sehingga pedagang [kalau sudah selesai berjualan] hanya tinggal setoran [penghasilan kepada perajin/pengusaha], semacam franchise tradisional lah,” katanya.

Baca juga: Keren! Kisah Bakul Mi Ayam Solo Diangkat Jadi Serial Drama Komedi

Dia menambahkan selama pandemi Covid-19 tidak dapat melakukan perkumpulan bersama. Namun, dia menyatakan selalu memberikan motivasi kepada UKM dan pedagang mi yang lain untuk bisa minimal membuat kreasi yang unik dan berbeda dengan yang lain.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan paguyuban sebelum pandemi biasanya berupa pertemuan wilayah setiap bulan, pelatihan untuk pedagang, lomba kreasi mi ayam, festival mi ayam, dan bantuan kebencanaan.

Pria warga Kartasura, Sukoharjo, itu mengaku memiliki usaha mi di dekat lapangan Makamhaji, Kartasura. “Karena pandemi kami juga tidak bisa berbuat banyak, paling hanya memberikan motivasi kepada pedagang dan UKM yang lain. Minimal bertahan dan memiliki kreasi unik yang diterima oleh masyarakat. Kalau di tempat saya ada mi ayam hotplate, ada mi ayam mangkuk pangsit. Kemudian harus mempunyai terobosan yang lain baik kemasan ataupun yang lain,” jelasnya.

Baca juga: Unik! Bakul Mi Ayam Ini Masak Sambil Joget, Alasannya Bikin Heran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya