SOLOPOS.COM - Warga bersama petugas dari pihak terkait bekerja bakti menyingkirkan material rumah berstruktur kayu yang roboh setelah terhantam longsor di Lingkungan Cubluk RT 003/RW 003, Keluraan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Selasa (23/11/2021). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI—Baru-baru ini bencana longsor dan banjir menerpa beberapa daerah di Wonogiri. Dalam catatan Solopos.com satu pekan terakhir, sampai Rabu (29/12/2021), terdapat dua data tambahan longsor di dua kecamatan berbeda.

Satu di Kecamatan Karangtengah, Kamis (23/12/2021), dan terbaru yang diterima BPBD Wonogiri bertambah satu pada Selasa (29/12/2021), di Kecamatan Tirtomoyo. Taksiran kerugian tak hanya material, tapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menjelaskan jalan rusak hingga mengakibatkan lalu lintas lumpuh menyebabkan kerugian ekonomi bagi pengguna jalan.

Baca Juga: Malam Pergantian Tahun, Masyarakat Boyolali Diminta di Rumah Saja

Ekspedisi Mudik 2024

“Misalnya ketika ada pengguna jalan yang menggunakan jalan itu untuk mengantar bahan pokok harus memutarbalik kendaraannya, menyebabkan penambahan biaya yang dikeluarkan untuk menempuh jalan lain,” tutur Bambang.

Bambang menambahkan bencana yang disebut sebagai hidrometeorologi, disebabkan oleh fenomena La Nina yang turut hadir di Wonogiri. Berdasarkan informasi yang didapat Solopos.com dari Bambang dan berbagai sumber di internet, La Nina merupakan fenomena peningkatan curah hujan yang tak normal.

“Biasanya kalau curah hujan tinggi dan terjadi dalam kurun waktu satu jam atau lebih, dapat diprediksi akan hadir bencana,” kata Bambang.

Baca Juga: 15.000 Batang Rokok Ilegal di Boyolali Dirazia Selama 2021

Merujuk pada Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Wonogiri Tahun 2018-2023, dalam materi dokumen tersebut, dijelaskan mitigasi yang dapat dilakukan pada prabencana.

Penjabaran dokumen tersebut, jika situasi tidak terjadi bencana hal yang sebaiknya dilakukan dan dipersiapkan antara lain sosialisasi pengenalan di masyarakat, pengenalan dan pemantauan risiko bencana. Kemudian identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana, dan pemaduan dalam perencanaan pembangunan di kawasan rawan bencana.

Namun jika situasi potensi terjadi bencana, hal yang bisa dilakukan adalah kesiapsiagaan yang dipegang erat oleh Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan petugas lain yang terkait.

Baca Juga: KPU Boyolali Gelar Rakor Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan

Peringatan dini atas serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin ke masyarakat, dan mitigasi bencana yang untuk mengurangi risiko bencana, bisa dilakukan dengan membuat check dam, bendungan, tanggul, sungai, peraturan perundang-undangan, pelatihan, dan lain-lain.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya