SOLOPOS.COM - Kelenteng Poncowinatan Jogja. (kemdikbud.go.id)

Solopos.com, JOGJA — Kelenteng Kwan Tee Kiong atau Kelenteng Poncowinatan yang ada di Jalan Poncowinatan, Kota Jogja, pada 2022 ini berusia 141 tahun. Kelenteng ini merupakan kelenteng tertua yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bahkan Kelenteng Poncowinatan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Permenbudpar RI No. PM.07/PW.007/MKP/2010.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari kemdikbud.go.id, Rabu (22/6/2022), Kelenteng Poncowinatan ini didirikan pada 1879. Kelenteng ini berdiri di atas tanah hibah dari Sultan Hamengku Buwono VII. Tanah tersebut sengaja dihibahkan Sultan kepada masyarakat Tionghoa yang ada di Jogja. Untuk menghormato Keraton Jogja, kelenteng tersebut dibangun menghadap selatan.

Kelenteng tersebut berdenah persegi panjang dengan dindingnya terbuat dari bata. Sedangkan tiangnya terbuat dari kayu jati dan plafon dari papan kayu jati dan penutup atapnya genteng. Di sediat sudut atapnya melengkung ke atas terdapat hiasan patung naga.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Kelenteng Tertua di Jogja Berulang Tahun, Segini Usianya…

Di bagian dalam kelenteng terbagi menjadi beberapa ruangan, seperti ruangan suci utama sebagai pusatnya. Di ruangan ini dikelilingi ruang-ruang pemujamaan dewa. Selain itu juga ada gudang dan ruang kamar penjaga kelenteng.

Di ruang suci utama terdapat patung Kwan Tie Koen atau Dewa Keadilan, bedug, lonceng, dan alat perlengkapan ibadan lainnya. Di sisi timur ruang suci utama terdapat ruang pemujaan yang berisi patung Fuk Ten Cen Sen atau penunggu rumah.

Sedangkan di sisi utara ruang suci utama terdapat ruang pemujaan yang berisi patung Dewi Kwan Im di tengah, ruang pemujaan Sidharta Buddha Gautama di sisi kanan, dan ruang pemujaan Manjusri Bodhisatwa di sisi kiri.

Dilengkapi Fasilitas Pendidikan

Kelenteng Kwan Tee Kiong ini juga dilengkapi fasilitas pendidikan berupa Sekolah Dasar Tionghoa modern bernama Sekolah Tiong Hoa Hak Tong. Sekolah ini didirak Perserikatan Orang Tionghoa, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK), pada 1907. Sekolah yang berada di sebelah barat kelenteng itu sekarang diguanakan untuk Sekolah Budya Wacana.

Baca Juga; Cegah Aksi Klitih, Jogja Terapkan Jam Malam untuk Anak-Anak

Bukan hanya ada fasilitas pendidikan, di sekitar kelenteng juga ada fasilitas lapangan terbuka untuk berlatih fisik, kungfu, dan lainnya. Fungsi tersebut merupakan manifestasi dari arti kata kelenteng itu sendiri.

Istilah kelenteng berasal dari gabungan tiga kata, yakni Kauw (pendidikan), Lang (orang/manusia), dan Teng (tempat/bangunan). Sehingga kelenteng bisa dimaknai sebagai tempat orang belajar.

Kelenteng Poncowinatan ini digunakan sebagai tempat pemujaan Tri Dharma yaitu Buddah, Konghucu, dan Taoisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya