SOLOPOS.COM - Kelompok pengalun musik gamelan mengiringi pertunjukan tarian dari kelompok sanggar seni di Parade Merapi Merbabu, Minggu (23/10/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Sanggar Satria Turangga dari Dusun Kerep, Desa Ngampon, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, menjadi salah satu peserta sanggar yang tampil di Parade Merapi Merbabu (PMM) pada Minggu (23/10/2022), di Simpang VI PB Selo. Dalam penampilannya, Sanggar Satria Turangga menampilkan Tarian Amita Lembu Abipraya.

Pemilik Sanggar sekaligus pencipta tarian, Hendri kurniawan, yang akrab disapa Qimpyong mengatakan tarian itu mengambil filosofi dari lembu atau sapi yang identik dan mencirikan karakter Kabupaten Boyolali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Amita Lembu Abipraya itu adalah harapan untuk ke depannya lebih baik lagi. Sosok sapi itu kami ambil karena di Boyolali menjadi sebuah karakter. Sapi itu adalah sebuah klangenan [kesukaan, kegemaran] masyarakat Boyolali. Kami mengambil dari karakter semangatnya, gagahnya, agar ke depannya Boyolali menjadi lebih baik lagi,” ucap dia kepada wartawan di PMM.

Cerita dalam tarian itu, kata Qimpyong, ada sesosok pekathik atau orang yang menggembala lembu. Ia menggembala lembu dengan harapan agar perilaku yang tidak baik di Boyolali bisa berubah menjadi lebih baik, dengan mengambil semangat atau kegagahan dari lembu itu.

Baca Juga: Tampil di CFD, Ini Cara Polres Boyolali Edukasi Anak-Anak Tertib Berlalu Lintas

Tarian itu menjadi pembuka pertama saat PMM digelar, dan secara langsung disaksikan oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat bersama seluruh jajarannya.

Di tengah cerita, salah satu penari menyerahkan atribut kepala kerbau kepada Bupati. Tarian yang berdurasi sekitar 15 menit itu berhasil membius para penonton dan mendapat tepuk tangan meriah di akhir penampilannya.

Qimpyong mengatakan tarian yang identik dengan karakter boyolali itu idealnya memakan waktu 20 menit dengan penari berjumlah 25 orang. Karena tarian itu termasuk dalam jenis tarian rakyat. Namun karena waktu yang dibatasi dan kondisi panggung yang masih terbatas, penari yang di terjunkan saat PMM sejumlah 15 orang.

Koreografi tarian sambetan dalam Tarian Amita Lembu Abipraya menjadi karakter tarian yang tidak dimiliki oleh tarian lain. Tarian ini diciptakan Qimpyong pada 2022, dan sudah tampil di beberapa acara di Kota Solo.

Baca Juga: Seru! Parade Merapi Merbabu, Ajang Unjuk Gigi Keragaman Seni Budaya Boyolali

Sementara itu, salah satu penari Amita Lembu Abipraya saat PMM, Dwi Setiawan, mengatakan tarian itu sempat ditarikan oleh Duta Seni Boyolali.

Dwi mengaku baru pertama kali menarikan Tarian Lembu Abipraya dalam pentas kesenian. Namun demikian, ia merasa senang karena penonton bisa menikmati tarian yang ditampilkannya di PMM.

“Sebagai pecinta kesenian, saya senang bisa diwadahi dan diberi ruang oleh pemerintah untuk mengekspresikan kesenian lokal di Boyolali,” ucap dia kepada Solopos.com usai penampilannya di PMM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya