SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto:Dokumentasi)

Ilustrasi (Foto:Dokumentasi)

JAKARTA–Dalam sebuah sesi games pada sebuah seminar, Steve Suyanto dari bagian Consumer Liabilities PT Bank CIMB Niaga Tbk membagi peserta dalam beberapa kategori.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setiap perempuan yang ada di ruangan tersebut diberi label nilai Rp1.000, sementara pria diberi nilai Rp200. Khusus laki-laki yang mengenakan kacamata, diberi nilai Rp500.

Adapun, beberapa tim berseragam CIMB Niaga yang juga hadir di ruangan tersebut diberi nilai tak terbatas. Nilai tak terbatas ini hanya bertujuan menggenapkan kekurangan dari beberapa kelompok.

Setiap kali Steve menyebut satu nilai tertentu, misalnya, Rp3.500,maka semua peserta harus berkelompok membentuk nilai yang diinginkan. Ada yang aktif menarik rekan di sisi kanan atau kirinya untuk bergabung.

Ketika nilai bertambah menjadi Rp5.000, ada kelompok yang sibuk menarik-narik lagi sebagian peserta yang lain, tetapi ada pula yang santai diam saja. Anggotanya itu-itu saja dan jumlah nilainya juga sama. Namun, kelompok ini punya kartu truf yakni peserta dengan nilai tak terbatas yang bisa dinaikkan jumlahnya untuk menggenapi.

Apa kesimpulan dalam permainan itu? Ada dua sisi yang dapat ditarik. Pertama, terdapat kelompok yang sangat aktif mengumpulkan uang dengan menarik rekannya yang memiliki nilai tertentu. Ini menggambarkan bagaimana berartinya nilai uang.

Kedua, ada pula kelompok yang mengandalkan peserta yang memiliki nilai tak terbatas. Setiap kali jumlah yang disebut meningkat, peserta dengan nilai tak terbatas angkanya juga
meningkat.

Keuangan bulanan

Steve menggambarkan hal itu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam mengelola keuangan. Ada kelompok orang yang gemar sekali berutang, tetapi ada pula yang tidak menginginkan utang sama sekali.

“Tidak semua utang itu jelek, tetapi kita harus melihat kadarnya, kemampuan dan tahu bagaimana cara mengelolanya,” ujarnya di depan para peserta seminar yang diselenggarakan di lingkungan PT Jurnalindo Aksara Grafika atau JAG beberapa waktu lalu.

Kerap kali, lanjutnya, saat kebutuhan naik kita lupa untuk meningkatkan aset yang dimiliki. “Justru yang naik utang kita,” bebernya.

Dalam konsep keuangan, utang bukanlah hal tabu. Hanya saja, kita perlu mengukur mana saja utang yang perlu kita gunakan. Misalnya, untuk kebutuhan perumahan, tentu saja kita lebih memilih mengandalkan utang jika penghasilan bulanan kita terbatas.

Berdasarkan pengalaman sebagai orang perbankan, Steve menuturkan jumlah utang dibandingkan dengan penghasilan rata-rata per bulan tidak boleh lebih dari 35%—40%.

Persoalan pengelolaan keuangan lebih sering yang dihadapi terletak pada gaya hidup. Ketika terjebak dalam pola yang sama dan terus menerus, lantas seketika memiliki beban baru, saat itu pula kondisi keuangan bisa kolaps.

Untuk menghindari hal tersebut, Steve menuturkan perlu ada pengeluaran atau spare yang disiapkan untuk memperkuat aset. Misalnya, menyisihkan penghasilan untuk tabungan, membeli produk asuransi, investasi, atau lainnya.

Saat ini, pilihan untuk kebutuhan tabungan atau investasi cukup beragam. Kita dapat memilih yang sesuai dengan target dan tujuan keuangan kita.

Konsultan keuangan dan psikologi Tessie Setiabudi menuturkan terdapat tiga aspek dalam mengelola keuangan bulanan. Pertama, memerhatikan kebutuhan utama yang mencakup kebutuhan belanja, pendidikan anak, pembayaran rekening, hingga cicilan.

Kedua, alokasi untuk rekreasi dan hiburan. Sesibuk apa pun kita dalam bekerja, sesekali butuh waktu untuk santai bersama keluarga.

Ketiga, aspek yang mencakup dana khusus atau impian yang sifatnya jangka panjang.

Mengoptimalkan pengeluaran, katanya, merupakan pendekatan yang bijak dalam mengelola finansial. Melalui upaya berhemat dan mengurangi biaya, menangguhkan atau memangkas belanja yang tak perlu, dapat disisihkan untuk meningkatkan aset.

“Gambaran mudahnya begini, kita mengurangi belanja Rp1.000, sama saja meningkatkan pemasukan Rp1.000. Kita perlu mengingatkan diri dalam mengendalikan kebutuhan kita,” jelasnya.

Kebiasaan mengatur finansial akan membantu keberhasilan kita dalam menyiapkan rencana keuangan, melalui tabungan, mengatur pengeluaran, dan melacak belanja yang kita lakukan sehari-hari.

Nah, bagaimana dengan Anda?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya