SOLOPOS.COM - Kegiatan sosialisasi buku saku dan lomba literasi halal kerja sama BPJPH Kemenag dan PPM PIN UIN Raden Mas Said Surakarta, baru-baru ini.

Solopos.com, SOLO — Meski regulasi jaminan produk halal disahkan pada 2014, tetapi pemahaman soal halal ini masih belum sepenuhnya tuntas diketahui, baik oleh konsumen maupun produsen di Indonesia.

Jika ditilik secara regulasi, sebetulnya regulasi tentang jaminan produk halal atau JPH (Pasal 67 UU No 33/2014) mewajibkan pemasangan label halal pada produk yang dipasarkan di Indonesia setelah lima tahun diundangkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam rentang lima tahun terakhir, regulasi JPH tersebut tampaknya belum menjadi perhatian publik. Masih banyak aspek di dalamnya yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat karena faktanya belum semua produk yang beredar di Indonesia ada label halalnya.

Merujuk pada regulasi JPH tersebut, negara memiliki kewajiban untuk menghadirkan produk halal yang siap dikonsumsi masyarakat. Dengan kata lain, negara melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berperan aktif dalam menghadirkan produk halal di Indonesia.

Peran aktif ini sangat penting agar isu halal tidak hanya berhenti pada regulasi, tetapi menjadi bagian dari standar kesehatan masyarakat untuk melahirkan generasi yang unggul dan di masa depan menjadi penopang yang memperkuat ekonomi Indonesia.

Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH, Ahmad Umar, mengatakan tidak mungkin BPJPH melangkah sendirian untuk menggaungkan literasi halal di Indonesia. Perlu ada sinergi dengan berbagai pihak untuk menggalakkan literasi halal ini, salah satunya dengan kalangan perguruan tinggi.

“Kami menggandeng Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara [PPM-PIN] UIN Raden Mas Said Surakarta untuk mengampanyekan literasi halal. Kami butuh partner untuk menggelorakan slogan Halal Indonesia untuk Masyarakat Dunia,” tuturnya.

Lebih lanjut, Umar mengatakan urgensi literasi halal ini karena tidak semua orang bisa menemukenali dan membedakan dengan baik produk halal yang beredar.

“Konsumen ingin mendapat jaminan kehalalan produk. Sedangkan produsen punya kewajiban menyediakan barang yang terjamin halalnya. Ini dibuktikan dengan adanya sertifikasi produk,” ujar Umar.

Digandeng sebagai mitra literasi, Direktur PPM PIN UIN Raden Mas Said Surakarta Abd. Halim mengatakan pihaknya menyambut dengan tangan terbuka dan siap ikut menggerakkan literasi halal.

“Tujuan program literasi halal ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran soal halal dan menjadikan halal sebagai gerakan bersama sehingga diharapkan bisa menjadi budaya warga dan meningkatkan ketahanan ekonomi bangsa dan masyarakat. Kami membuat program bertajuk Literasi Halal, Masyarakat Sehat, Generasi Unggul dan Ekonomi Kuat,” ujarnya.

Kegiatan literasi halal ini mencakup penyusunan buku saku halal, sosialisasi buku, pembuatan infografis dan videografis serta membuat berbagai lomba yang melibatkan berbagai kalangan.

Nur Rohman yang didapuk sebagai koordinator pembuatan buku saku halal, mengatakan kehadiran buku saku yang sifatnya ringkas dan mudah dicerna diharapkan bisa menambah bahan bacaan soal halal untuk masyarakat luas.

“Isu halal ini merentang dari aspek teologis, peran negara hingga soal gaya hidup halal. Karena literasi halal ini membutuhkan bahan bacaan yang komprehensif dan bersifat edukatif, maka buku saku ini penting disebarluaskan,” imbuh Rohman sambil menambahkan bahwa buku saku itu sudah dikirimkan ke berbagai pihak di Indonesia.

Sebagai bagian dari edukasi dan membangun kesadaran halal, PPM PIN UIN Raden Mas Said Surakarta juga menyelenggarakan berbagai lomba. Koordinator lomba, Abraham Zakky Zulhazmi, menjelaskan lomba tersebut diharapkan bisa menggugah kesadaran halal berbagai kalangan.

“Kami mengadakan lomba milenial bicara halal dalam bentuk Tiktok untuk kalangan siswa MA/SMA, lalu lomba desain twibbon untuk siswa MTs/SMP dan lomba poster peraga halal untuk guru tingkat RA/TK dan MI/SD,” ujar Zakky.

Respons publik terhadap lomba cukup baik. Zakky mengatakan hampir 400 orang pendaftar yang mengikuti tiga lomba tersebut. Peserta lomba juga berasal dari seluruh Indonesia.

Ke depan, literasi halal merupakan tanggung jawab bersama. Pembuatan buku saku, infografis dan videografis hingga aktivitas lomba yang diinisiasi PPM PIN UIN Raden Mas Said adalah langkah awal gerakan literasi halal.

Gerakan itu diharapkan menjadi bagian dari ikhtiar menumbuhkan kesadaran bersama untuk menjadikan halal bukan hanya soal kepentingan ekonomi belaka. Lebih jauh, kampanye halal itu untuk menjadikan generasi masa depan lebih baik.

“Selain dapat memenuhi kebutuhan asasi, orientasi halal menjadikan hidup lebih sehat dan berkah. Karena itulah lahir prinsip hidup halalan-thoyyiban-mubarokan,” imbuh Umar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya