SOLOPOS.COM - Sariati (kiri) dan Helwa mengadukan Ustaz Yusuf Mansur ke polisi karena dinilai melakukan penipuan terkait proyek investasi. (Detektif Dhi)

Solopos.com, JAKARTA – Sejumlah mantan tenaga kerja wanita (TKW) mengadu ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait investasi mereka di Ustaz Yusuf Mansur yang tidak ada kejelasan hingga kini.

Mereka berharap MUI bisa menghentikan langkah Yusuf Mansur yang dinilai merugikan umat karena menarik uang investasi namun tidak ada transparansi sama sekali.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Kami mohon kepada MUI memberi solusi karena kami tidak mendapat hak dari program Pak Yusuf Mansur ini. Kami sampaikan agar MUI memantau apa yang dilakukan Yusuf Mansur. Karena saat ke Hongkong dia bawa-bawa nama agama,” tutur salah satu mantan TKW, Helwa seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Detektif Dhi, Senin (10/1/2022).

Helwa mengaku sering menjadi panitia setiap kali Yusuf Mansur mengisi pengajian di Hongkong. Ia memastikan setiap kali berceramah, keperluan Yusuf Mansur dibiayai oleh TKW melalui kepanitiaan.

“Jadi bohong besar kalau beliau tidak menerima sepeserpun dari kami. Semua kami biayai. Kadang datangnya dengan keluarga, kami biayai semua,” katanya.

Helwa menyebut selain membiayai akomodasi serta transportasi Yusuf Mansur, setiap pengajian juga diisi kegiatan pengumpulan sedekah serta tawaran berinvestasi. Saat itu yang digaungkan oleh Yusuf Mansur adalah program membangun hotel untuk keperluan jemaah haji dan umrah serta membeli pesawat terbang.

“Saya ingat sekali beliau bilang ‘kita akan membeli Indonesia’. Saya dan teman-teman sangat bersemangat, ya siapa yang tidak bersemangat jika ada ustaz yang seperti itu,” katanya.

Helwa mengaku ikut berinvestasi nabung tanah dengan total nilai Rp36 juta. Namun karena dirinya sering bertindak sebagai koordinator TKW, kerugiannya bertambah lantaran kerap nomboki kegiatan.

Baca Juga: Beda Kesaksian Yusuf Mansur dan TKW, Siapa yang Bohong? 

“Saya kan koordinatornya Wisata Hati (Hongkong), jadi ya sering jadi donatur juga. Tahun 2013 saya ikut VSI yang jadi cikal bakal Paytren, yang keduanya tidak jelas sampai sekarang. Saya tabung tanah Rp36 juta, saya juga donatur jadi kerugian saya sekitar Rp60 juta,” ujarnya.

Helwa mengaku sejak 2015 sudah mempertanyakan tentang kejelasan investasi tersebut namun tidak pernah ada kejelasan. Karenanya ia berharap MUI turut membantu jemaah dengan menyetop aktivitas Yusuf Mansur yang dinilai merugikan umat.

“Kalau yang diminta teman-teman di pengadilan itu kan Hotel Siti, bentuknya ada. Sementara investasi kami ini bentuknya tidak ada. Katanya dulu nabung tanah, katanya bangun Condotel Moya Vidi di Jogja. Tapi semuanya tidak ada wujudnya. Saat kami tanyakan ke timnya pun mereka tidak bisa menjelaskan. Sudahlah, tidak perlu janji-janji bikin hotel, beli Indonesia, beli pesawat tapi omongnya tidak bisa dipegang,” sesalnya.

Mantan TKW lainnya asal Gunungkidul, DIY, Sariati mengaku sakit hati dengan ucapan Yusuf Mansur di media bahwa dai kondang itu tidak menerima seperpun uang dari TKW. Padahal, saat menyetor uang pada 2013 itu dirinya berharap saat berhenti menjadi TKW seperti sekarang, dirinya sudah mempunyai penghasilan.

“Saya sakit hati dengan ucapan Yusuf Mansur, katanya bilang tidak dapat seperserpun dari TKW. Ini bukti saya ikut tabung tanah, ada juga VSI, kami semua ada bukti. Saya investasi dua meter senilai Rp4,6 juta, saat itu Yusuf Mansur menjanjikan dapat aset dan bagi hasil,” keluh TKW yang pulang dari Hongkong pada Maret 2021 itu.

Sebelumnya, Ustaz Yusuf Mansur membantah dirinya menarik uang dan sedekah dari setiap ceramahnya di Hongkong. Ia juga membantah menilap dana investasi dari para TKW.

“Bagaimana mungkin saya minta uang? Saya beli tiket sendiri, biaya hotel sendiri. Masak saya minta dari TKW, gak tega. Soal sedekah, ya honor aja saya gak nrima apalagi bawa sedekah. Bagaimana bisa saya bawa uang dan cincin kalung itu di bandara. Bisa gak pulang saya,” ujar Yusuf Mansur dalam program Blak-Blakan di kanal Youtube Detikcom.

Ia mempersilakan orang-orang yang mengaku menjadi korban investasinya untuk melapor ke polisi atau pengadilan.

“Yang hanya ngaku-ngaku mending ke polisi aja sekalian mah,” ujar ustaz bernama asli Jam’an Nurchotib Mansur itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya