SOLOPOS.COM - Ilustrasi jembatan di Kudus (Instagram/@kudusjourney)

Solopos.com, KUDUS — Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), memiliki beragam tradisi yang kental dengan akulturasi budaya. Beberapa tradisi itu pun hingga kini, di era digital masih kerap dilakukan, salah satunya adalah membuang ayam di Jembatan Kali Gelis Kudus kala prosesi pernikahan.

Tradisi membuang ayam di Jembatan Kali Gelis Kudus ini dilakukan iring-iringan pengantin saat menuju ke rumah mempelai perempuan sebelum akad nikah. Tradisi itu pun dipercaya bakal menghindarkan pengantin dari balak atau marabahaya.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Dikutip dari laman Murianews.com, tradisi membuang ayam di jembatan itu hingga kini masih kerap dijalankan di Kudus. Bahkan, saat musim orang menikah, ada warga yang sengaja menunggu di bawah jembatan untuk mengambil ayam yang dibuang rombongan pengantin itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Tradisi Muslim Kudus Sembelih Kerbau Saat Iduladha, Apa Kata Kemenag?

Sejarawan Kudus, Sancaka Dwi Supani, mengatakan tradisi membuang ayam di jembatan itu telah berkembang sebelum masuknya Islam ke Kudus. Tradisi tersebut merupakan peninggalan nenek moyang yang dilakukan iring-iringan pengantin saat melalui sungai atau jembatan.

Menurut Supani, prosesi membuang ayam di jembatan itu dilakukan dengan maksud sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan berharap agar diberi keselamatan. “Tradisi itu sudah berkembang sejak abad ke-14, atau sebelum Islam masuk ke Kudus. Masa itu dikenal sebagai masa klasik. Itu dipercaya sebagai tolak bala agar pengantin dilancarkan rezekinya. Kalau ayam itu diibaratkan bisa notol-notol [mematuk],” ujarnya.

Menurut Supani, tradisi membuang ayam itu tidak hanya dilakukan ketika melalui Jembatan Kali Gelis di Kudus. Tradisi itu kadang juga dilakukan di jembatann sungai yang besar kala iring-iringan pengantin melintas.

“Prosesi itu bukan hanya dilakukan pengantin pria saja, terkadang mempelai wanita saat ngunduh mantu juga ada yang seperti itu. Saat melewati jembatan sungai besar pertama, seperti Jembatan Kali Gelis, Jembatan Ploso, ataupun Jembatan Tanggulangin,” jelasnya.

Baca juga: Tabuh Beduk Blandrangan, Tradisi di Menara Kudus Sambut Ramadan

Tradisi tersebut, lanjut dia, baiknya dimaknai dengan ungkapan yang baik saja. Dalam artian wujud syukur kepada Tuhan dan mengambil hikmah yang baik didalamnya. Meski demikian, lanjut Supani, hal tersebut tidak harus dilakukan, tergantung dengan pemilik hajat yang mempercayainya.

Sementara itu, pemerhati sejarah Kudus, M. Rosyid, tradisi buang ayam di jembatan oleh iring-iringan pengantin itu merupakan adat jawa. Tradisi tersebut memang dipercaya untuk menolak balak atau musibah. “Bisa dibilang untuk buang sengkala yakni, simbol penyakit yang dibuang agat sehat. Serta selamat dengan memindahkan penyakit pada hewan yang dibuang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya