SOLOPOS.COM - Goa Petruk Kabupaten Kebumen (Instagram/@sobi.id)

Solopos.com, KEBUMEN — Menyusuri gua adalah wisata paling anti-mainstream karena tidak banyak orang menyukainya. Hal ini disebabkan untuk bisa menyusuri gua diperlukan keberanian serta stamina yang tinggi. Seperti yang dialami oleh salah satu wisatawan pencinta susur gua, Nanda Dian Utami.

Mengutip unggahan foto dari laman Instagram @explore_kebumen, Senin (26/7/2021), Nanda yang seorang Food Blogger dan Travel Enthusiast dengan pengikut di akun Instagramnya @nandadianutami sebanyak lebih dari 4.200 pengikut ini mengaku bahwa menyusuri gua itu tidaklah mudah namun sangat menyenangkan jika dibandingkan hanya nongkrong di tempat-tempat wisata yang sudah umum.

Promosi BRI Microfinance Outlook 2024: Menkop UKM Puji Inovasi Pembiayaan UMKM BRI

Dalam unggahan foto tersebut, Nanda bersama rekan-rekannya menyusuri Gua Petruk yang ada di Kabupaten Kebumen. Gua Petruk ini dikenal denga batu-batu stalakit dan stalagmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.

Penyusuran Goa Petruk di Kabupaten Kebumen
Penyusuran Goa Petruk di Kabupaten Kebumen (Instagram/@explore.kebumen)

Baca Juga : TESDA, Wisata Edukasi Sumber Daya Air di Tengah Kota Purwokerto

Kesulitan dari menyusuri gua adalah kondisi gua yang gelap, banyak air serta medannya licin dan penuh liku-liku, oleh karena itu untuk menyusuri gua diperlukan atribut yang lengkap, seperti sepatu boot, pakaian khas untuk menyusuri gua yang mirip dengan penambang batu, serta lampu penerang.

Mengutip dari Kebumenkab.go.id, Goa Petruk merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Kebumen yang berada di Dukuh Mandayana, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.

Perlu diketahui medan di Gua Petruk ini cukup menakutkan karena tidak ada pijaran atau nyala lampu seperti pada gua-gua lainnya. Namun Gua Petruk ini berdasarkan catatan seorang ahli gua dunia mengatakan bahwa Gua Petruk  merupakan gua terindah di seantero Nusantara.

Baca Jugab: Rest Area di Pemalang Ini Rupanya Markas Kera Ekor Panjang

Kondisi gua yang gelap memang menjadi rekomendasi dari sang pakar gua tersebut untuk tidak menambah penerang di dalamnya supaya unsur alaminya tetap terjaga. Namun jika pengunjung ingin melakukan penyusuran gua, tidak perlu khawatir karena dalam penyusuran akan dipandu oleh pemandu yang sudah profesional dan berpengalaman tentunya.

Gua Petruk ini sebetulnya terbagi dalam tiga bagian, bagian pertama atau lantai satu hanya terdapat kelelawar dengan bau kurang sedap serta berterbangan ke sana kemari. Sedangkan untuk gua kedua dalam lokasi tersebut dinamakan Gua Semar.

Dalam Gua Semar itulah, pengunjung akan disuguhi pemandangan dari bebatuan yang cukup indah. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Gua Petruk memiliki keindahan alam yang tiadataranya karena terdapat 2 batu yang menyerupai berbagai bentuk, yaitu batu stalakit dan stalagmit.

Baca Juga : 2 Seniman Magelang Gambarkan Situasi Pandemi Covid-19

Sedangkan gua terakhir disebut Gu Petruk. Diberi nama Gua Petruk karena terdapat batu yang bentuknya menyerupai hidung karakter salah satu punakawan dalam pewayangan bernama Petruk. Namun karena ulah tentara Belanda di masa kolonialisme yang melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk tersebut putus dan kini sudah tidak kelihatan lagi.

Seperti yang diketahui, Petruk adalah salah satu tokoh punakawan dalam pewayangan  yang diangkat anak oleh Semar. Petruk sendiri adalah anak dari lelembut Banaspati dan Petruk ini juga dikenal sebagai sosok yang cerdik karena banyak akalnya.

Untuk masuk ke kawasan Gua Petruk ini pengunjung akan dikenai tiket masuk senilai Rp15.000 per orang dan jika ingin melakukan penyusuran gua, pengunjung harus membayar sewa pakaian dan peralatan senilai Rp20.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya