SOLOPOS.COM - Anjing dimasukkan karung sebelum dibunuh dengan cara dipukul. (Dok. Solopos.com)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLOKota Solo sudah lama dikenal sebagai surganya bisnis perdagangan anjing dan kuliner daging anjing. Sejumlah rumah jagal diketahui beroperasi terutama di wilayah utara seperti Banjarsari.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Jumlah pedagang kuliner daging anjing juga menjamur. Menurut data Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), ada sekitar 80 warung di Solo yang menjual olahan daging anjing.

Warung-warung ini biasanya menggunakan tenda di pinggir jalan dengan tulisan sate jamu, rica-rica jamu, sate gukguk, dan lain-lain. Keberadaan warung-warung tersebut tersebar hingga ke gang-gang kampung.

Lingkaran bisnis perdagangan anjing di Kota Solo yang diyakini sudah berjalan puluhan tahun melibatkan suplier, pengepul, jagal, hingga pedagang kuliner olahan daging anjing. Ratusan hingga ribuan ekor anjing dikirim ke Solo dan dipotong tanpa diketahui secara jelas riwayat kesehatannya.

Hal itu karena pengiriman anjing-anjing tersebut dilakukan secara senyap dan cepat melalui jalur-jalur tikus pada malam hari sehingga sulit terdeteksi. Tim investigasi koalisi DMFI, belum lama ini, menelusuri jalur distribusi perdagangan anjing di Solo dan sekitarnya.

Baca Juga: Gibran soal Maraknya Kuliner Anjing di Solo: Pedagang-Konsumen Sama-sama Salah

Anjing-anjing itu kebanyakan dipasok dari wilayah Jawa Barat, seperti Pangandaran, Garut, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Biasanya, pengepul mengambil puluhan ekor hingga ratusan ekor anjing dan mengirim ke Kota Solo dan sekitarnya menggunakan truk pada malam hari.

bisnis perdagangan anjing solo
Petugas gabungan DLH Jateng dan Solo mengecek lokasi yang diduga tempat penjagalan anjing di bantaran Kali Anyar, Gilingan, Solo, Rabu (31/8/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Mereka melewati jalur-jalur tikus untuk menghindari razia petugas. “Ada jaringan kuat penjualan anjing untuk dikonsumsi manusia. Mulai dari penyedia anjing, pengepul, jagal, hingga pedagang kuliner olahan daging anjing. Mereka saling kenal,” ujar Koordinator Koalisi DMFI, Mustika Chendra Purnomo, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (21/9/2022).

Tingkat Konsumsi Daging Anjing Solo

Bahkan, Mustika melanjutkan suplier pada rantai bisnis perdagangan anjing itu tak hanya memasok ke Solo dan sekitarnya melainkan juga ke beberapa daerah di Jawa Timur. Hanya, tingkat konsumsi daging anjing di Jawa Timur tak setinggi di Solo dan sekitarnya

Baca Juga: Cari Solusi soal Perdagangan Daging Anjing di Solo, Gibran Temui Koalisi DMFI

Mustika tak memungkiri bisnis perdagangan anjing di Solo sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Bisnis perdagangan anjing tumbuh subur di Solo karena banyaknya penggemar atau pencinta kuliner olahan daging anjing.

Hampir di setiap pinggir jalan besar di Solo ada pedagang kuliner olahan daging anjing. Warung-warung kuliner daging anjing tak kalah ramai dibandingkan warung atau restoran yang menawarkan menu makanan berbahan daging ayam, sapi, maupun kambing.

Informasi yang hampir sama diungkapkan Sahabat Anjing Surakarta (SAS), komunitas pencinta anjing yang juga concern dengan maraknya perdagangan daging anjing untuk konsumsi di Solo dan sekitarnya.

Baca Juga: Gibran Akui Tingginya Konsumsi Daging Anjing Tak Selaras dengan Branding Solo

Ketua Sahabat Anjing Surakarta (SAS), Fredi Irawan, menyebut Solo dan sekitarnya masih menjadi ladang subur bisnis perdagangan daging anjing. Solo menjadi daerah tujuan pengiriman anjing yang akan disembelih untuk usaha kuliner.

Daerah asal pengiriman dari Jawa Barat seperti Pengandaran, Garut, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Pengiriman dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pengepul tak berani langsung mengirim anjing ke rumah jagal atau pedagang kuliner daging anjing.

“Sekarang, modusnya mirip seperti transaksi sabu-sabu. Selalu berpindah-pindah lokasi dan berlangsung senyap serta cepat. Terakhir yang saya tahu lokasi pengiriman anjing di wilayah Sragen. Jadi jagal atau pedagang kuliner daging anjing mengambil sendiri ke Sragen,” ujar Fredi kepada Solopos.com, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: 3 Pedagang Satai Gukguk di Solo Sempat Beralih Pekerjaan, tapi Balik Lagi

Pedagang Anjing Hanya Berpikir Profit

Anjing-anjing lokal itu dimasukkan ke dalam ruangan sebelum dipotong. Tak hanya anjing muda, banyak anjing yang berusia tua dan sakit juga ikut dipotong. Pengepul tidak memedulikan kondisi kesehatan anjing. Mereka hanya berpikir mencari keuntungan atau profit sebanyak-banyaknya.

Fredi menyebut ada beberapa jagal anjing di Solo mulai dari skala kecil hingga besar. Untuk pemotongan, jagal anjing skala kecil bisa saja hanya dua ekor-tiga ekor anjing per hari atau hanya saat ada order dari pelanggan.

“Nah, yang ngeri itu jagal skala besar. Bisa puluhan ekor anjing yang dipotong. Rata-rata berat satu ekor anjing itu 5-8 kilogram. Sedangkan harga satu kilogram anjing senilai Rp50.000 per kg,” ujarnya.

Baca Juga: Soal Aturan Larangan Daging Anjing, Bagian Hukum Solo: Baru Didiskusikan

Tak menutup kemungkinan, anjing yang dipotong adalah anjing hasil pencurian atau anjing liar yang berkeliaran di pinggir jalan yang bisa saja membawa penyakit rabies. “Kuliner daging anjing di Solo penggemarnya sangat banyak. Ini yang menjadi penyebab jumlah pedagang kuliner daging anjing tidak berkurang, justru bertambah dan menjamur di Solo,” imbuh Fredi.



Disinggung ihwal tingkat konsumsi daging anjing di Solo, Fredi menjelaskan penggemar kuliner daging anjing di Kota Bengawan cukup banyak. Hal ini berimplikasi pada tingginya tingkat konsumsi daging anjing di Solo. Namun, Fredi belum bisa membeberkan secara detail jumlah anjing yang dipotong setiap hari.

“Angka 13.000 ekor anjing dipotong setiap bulan itu data lama pada 2019, dan bukan Solo saja melainkan Soloraya. Kalau sekarang trennya menurun. Yang jelas, ada seratusan ekor yang dipotong setiap hari. Baik di jagal anjing skala kecil hingga besar,” paparnya.

Baca Juga: Akhirnya Bertemu Gibran, DMFI Akui Tak Mudah Larang Daging Anjing di Solo

Seperti diketahui, Solo belakangan kembali menjadi sorotan terkait maraknya bisnis perdagangan daging anjing, terutama dengan adanya temuan Koalisi DMFI bahwa limbah pemotongan anjing dari rumah jagal dibuang ke sungai yang bermuara di Bengawan Solo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun belakangan akhirnya siap mengambil langkah tegas untuk mengakhiri praktik perdagangan daging anjing tersebut, termasuk mencari solusi bagi pelaku usaha dan penggemar kuliner daging tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya