SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Muhammadiyah merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-109 pada Kamis, (18/11/2021). Puncak peringatan diadakan secara daring disiarkan di kanal YouTube resmi Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, melalui pidatonya, Kamis, mengatakan sejak awal lahir, pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan, menghadirkan organisasi mereka sebagai gerakan untuk memberikan amal kebaikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Muhammadiyah tumbuh dengan karya-karya yang dapat membangun umat dan menyiapkan generasi untuk mengelola negara dengan ilmu.

Muhammadiyah sejak awal memperkenalkan Islam dalam dua ranah. Pertama, pemikiran untuk menjadikan umat Islam yang cerdas berilmu dan maju. Kedua, yakni menerjemahkan Islam dalam realitas kehidupan yang nyata melalui pendidikan, pelayanan sosial kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi sebagai cikal bakal gerakan amal usaha Muhammadiyah.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada Milad ke-109 Muhammadiyah mengusung tema Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama. Muhammadiyah, kata Haedar, ingin menyasar kesadaran kolektif bangsa bahwa pandemi Covid-19 memang membuat kita berduka dan mengalami hal-hal berat. Kendati demikian, kita semua harus selalu optimistis dalam menghadapinya.

Kaitannya dengan hal tersebut, Haedar mengatakan ada delapan sikap luhur berbasis nilai-nilai utama dalam Muhammadiyah. Nilai tersebut bisa diterapkan untuk menghadapi pandemi yang berlangsung hampir dua tahun ini.

Nilai pertama yakni ketauhidan untuk kemanusiaan. Berdasarkan teks pidato Haedar dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id, tauhid merupakan asas paling mendasar dalam Islam. Kajiannya tidak terbatas menyangkut aspek iman hanya untuk mengesakan Tuhan. Bersamaan dengan itu tauhid maupun iman dan takwa terkait dengan urusan kemanusiaan dan kehidupan.

Dalam hal pandemi Covid-19, Haedar mengatakan dapat diambil hikmah terkait menguatkan keyakinan kaum beriman. Sikap bertauhid meniscayakan kepedulian pada persoalan kemanusiaan, termasuk menyelamatkan jiwa manusia.

“Kehidupan berbasis tauhid adalah realitas yang integral, holistik, monistik, dan universal. Tauhid itu multidimensi, baik vertikal dalam hubungan dengan Allah maupun horizontal dalam relasi kemanusiaan dan alam semesta,” kata Haedar.

Selanjutnya yakni nilai pemuliaan manusia. Pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran penting untuk memuliakan manusia agar dihargai dan diselamatkan.

Ketinggian martabat manusia diawali dari penciptaannya sebagai makhluk terbaik. Hal itu tercantum dalam Quran Surat (QS) Al-Tin ayat 4. Manusia juga memiliki kedudukan dan tugas selaku abdullah atau mengabdi kepada Allah (QS Al-Dzariyat: ayat 56), serta khalifah f? al-ardh atau memakmurkan bumi (QS. Al-Baqarah: ayat 30, serta Hud: ayat 61).

Selanjutnya yakni nilai persaudaraan, kebersamaan, serta kasih sayang. Haedar mengatakan Islam mengajarkan tarahum atau welas asih dengan sesama. Al-Ma‘un memiliki arti kemanusiaan pro-duafa yang berwatak welas asih.

Mengutip tokoh Boedi Oetomo yang juga perintis Klinik PKU Muhammadiyah Surabaya pada 1924, Dokter Soetomo, nilai welas asih berbeda dengan pandangan tentang perjuangan manusia dalam seleksi alam versi Charles Darwin (The Origin of Species).

Charles menyatakan bahwa hanya organisme unggul yang mampu bertahan dalam perjuangan hidup.

“Sementara, ajaran welas asih dari Al-Ma’un justru mendasarkan perjuangan hidup secara bersama sehingga yang kuat mau berbagi dengan yang lemah, bukan sebaliknya mengorbankan yang lemah. Mereka yang lemah pun tetap berbuat baik terhadap sesama,” terang Haedar.

Nilai kelima yakni tengahan atau moderat. Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi Covid-19 mengembangkan pendekatan wasathiyah. Setiap pengambilan langkah berdasarkan pertimbangan rasional-ilmiah dan spiritual-rohaniah. Ajaran wasathiyyah Islam dalam bersikap menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan agar tidak terjebak pada sikap ekstrem atau berlebihan.

Selanjutnya, Haedar mengatakan pandemi mengajarkan nilai kesungguhan dalam berusaha. Usaha mengatasi pandemi merupakan komitmen dan tanggung jawab bersama. Konsistensi melaksanakan kebijakan oleh pemerintah, disiplin menjalankan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, dan berbagai langkah lainnya merupakan keniscayaan dalam mengatasi pandemi ini.

Nilai selanjutnya yakni keyakinan pada ilmu dan keilmiahan. Muhammadiyah selalu mendorong manusia bersandar pada ilmu. Ilmu yang mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan.

Hal terakhir yang harus ditekankan yakni nilai kemajuan. Haedar mengatakan bahwa manusia diajari Tuhan dengan berbagai cara. Setiap musibah bisa jadi salah satu cara Tuhan agar manusia terus mengungkap rahasia ciptaan-Nya yang sangat luas dan tak terbatas. Tujuannya agar manusia bersyukur atas segala nikmat-Nya, serta mengakui Kemahakuasaan-Nya.

“Di sinilah pentingnya membangkitkan nilai dan etos kemajuan bagi seluruh manusia atas musibah yang mewabah di seluruh dunia ini,” kata Haedar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya