Solopos.com, SOLO – Memberikan gelar doktor kehormatan atau doctor honoris causa dengan tanpa kriteria akademis jelas dan ketat, memberi sanksi atau memidanakan dosen kritis, dan membungkam mahasiswa atau lembaga kemahasiswaan serta memberi sanksi kepada mahasiswa yang bersuara kritis adalah indikasi intervensi kekuasaan terhadap kebebasan akademis.
Idealisasi kebebasan akademis di perguruan tinggi, terutama universitas, yang optimal adalah seperti yang dikemukakan Mohammad Hatta dan Noam Chomsky. Dalam sebuah pidato dengan tema besar tanggung jawab kaum inteligensia, Hatta mengatakan tanggung jawab masyarakat akademis (warga universitas atau perguruan tinggi) adalah menggunakan kebebasan akademis secara lebih luas.