SOLOPOS.COM - Kamus Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud. (Nu.od.id)

Solopos.com, JAKARTA — Tak dicantumkannya lema K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari Kamus Sejarah Indonesia menebar rasa tidak senang kalangan nahdliyin, terutama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menerbitkannya. Mendikbud Nadiem Makarim sepertinya menyadari benar hal itu sehingga ia pun segera bertandang ke PBNU.

Mendikbud Nadiem Makarim sebagaimana dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) dari laman NU, Kamalam is (22/4/2021), mengunjungi PBNU terkait dengan kontroversi Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud. Sebagaimana ramai digunjingkan, Kemendikbud melupakan nama tokoh sejarah NU dan justru menyelipkan nama tokoh PKI di Kamus Sejarah Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Turn Back Hoax: Vaksin Covid-19 Dibuat Sebelum Pandemi?

Kepada Ketua Umum PBNU dan jajaran pengurus lainnya, sang menteri menyatakan komitmennya untuk memperbaiki dan merevisi total buku Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud yang tidak mencantumkan nama K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). “Kita akan segera merevisi. Ada berbagai banyak kekeliruan, bukan hanya dari perspektif NU, kita sudah menemukan banyak ketidaklengkapan yang akan segera kita selesaikan revisi kamus sejarah ini,” janjinya.

Kepada sang Menteri, Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj menyampaikan slogan masyhur tentang cinta tanah air, hubbul wathon minal iman, yang dicetuskan oleh Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari. “Jargon hubbul wathon minal iman Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1914 melandasi umat Islam Indonesia ini dalam konteks tidak membentur-benturkan agama dan negara, bahwa agama dan negara ini bisa beriringan, sejalan tanpa harus dipertentangkan,” ujarnya.

Ensiklopedia Nahdlatul Ulama

Sebagai kenang-kenangan, PBNU memberikan Nadiem cinderamata berupa Ensiklopedia Nahdlatul Ulama. Adapun, dalam kunjungannya ke PBNU, Mendikbud Nadiem didampingi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dan diterima oleh Ketum PBNU K.H. Said Aqil Siroj dan pengurus PBNU lainnya, termasuk Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif PBNU, HZ Arifin Junaidi serta Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.

Seperti diberitakan sebelumnya, penerbitan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I menuai polemik setelah nama dan peran pendiri NU KH Hasyim Asy’ari diketahui tidak disebutkan di dalam buku terkait sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya