SOLOPOS.COM - Bazar thrift bertajuk Lebaran Gembira #2 digelar di Sarkara Hall De Tjolomadoe. Bazar tersebut digelar pada 21-24 April 2022. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Sejumlah penggemar pakaian thrift di Kota Solo mengatakan mereka tidak memungkiri bila pakaian bekas belum tentu dalam keadaan bersih dan aman dari kuman.

Beberapa dari mereka akan mencuci lebih dulu pakaian bekas yang mereka beli.  Mereka juga tak menampik pernyataan dan alasan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang baru-baru ini diketahui membakar baju bekas dengan alasan pakaian impor bekas rentan terhadap bahaya jamur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Beredar baju bekas seperti ini dan yang jelas impor. Yang begini lagi marak, bahaya bagi kesehatan karena bekas dan ada jamurnya,” tutur Zulkifli atau Zulhas, Jumat (12/8/2022) seperti dikutip Solopos.com.

Salah satu penggemar pakaian thrift asal Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Johari Abdul Chalim, 22, mengatakan ia pasti akan mencuci pakaian thrift yang sudah ia beli sebelum memakainya.

“Pasti dicuci dulu lah sebelum dipakai,” kata remaja yang akrab disapa Alim saat berbincang dengan Solopos.com di kampusnya.

Saat ditanya ihwal pernyataan Zulhas membakar ratusan potong pakaian thrift, Alim tak menampiknya. Ia juga tahu bila pakaian bekas memang rentan terhadap kuman.

“Memang iya, sepakat [pakaian thrift rentan bahaya kuman dan jamur]. Kan kadang kita enggak tahu [kondisi pakaiannya],” imbuh dia.

Meski begitu, Alim sendiri mengatakan ia tak bisa menghindari pembelian pakaian thrift. Faktor harga, merek, dan kualitas pakaian menjadi tiga alasan kuat mengapa ia gemar membeli pakaian thrift.

Sementara itu, mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Solo, Dimas Arif, 23 juga sepakat bila pakaian thrift bisa jadi mengandung jamur.

“Sepakat sih,” kata dia singkat.

Namun, Dimas mempunyai cara tersendiri usai membeli pakaian thrift.

dSebelum memakainya, Dimas bahkan merendam pakaian thrift yang baru saja ia beli dengan air panas. Kebiasaan itu ia lakukan dari kali pertama ia membeli pakaian bekas.

“Tapi kan bisa dicuci. Kalau aku malah merendam pakai air panas. Ya paling 30 menit. Emang dari pertama, apa pun itu pakaian bekas pasti direndam,” katanya, Selasa (16/8/2022).

Sementara Dea Nur, 24, pekerja asal Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres mengatakan tak semua pakaian thrift yang ia beli akan dicuci lebih dulu sebelum dia memakainya.

“Enggak semua [ia cuci lebih dulu],” papar dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Dea menilai, sebuah toko thrift online langganannya sudah mengemas produk thriftnya dengan bersih, rapi, dan wangi. Bila membeli di toko tersebut, Dea hampir tak pernah mencucinya terlebih dulu karena penjualan pun dilakukan secara online sehingga minim adanya pembeli yang mencoba lebih dulu pakaian secara bergantian.

“Kalau yang langgananku di Solo karena sudah laundry dan wangi kadang enggak tak cuci. Tapi selain di toko itu aku cuci dulu,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya