SOLOPOS.COM - Sebuah kendaraan Pertamina mengisi BBM untuk pesawat terbang di bandara Internasional Adi Soemarmo, beberapa waktu lalu. Kalangan perusahaan penerbangan mengusulkan pemberlakuan fuel surcharge yang dikenakan ke tiket penumpang untuk menjawab kondisi naiknya nilai tukar dollar AS yang mempengaruhi harga BBM pesawat terbang. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solopos.com, JAKARTA – Respons cepat pemerintah dinilai perlu dalam mengatasi persoalan kenaikan harga avtur sebagai imbas kenaikan harga minyak dunia. Sebab hal tersebut dikhawatirkan berdampak pada kegiatan mudik tahun ini. Terlebih tahun ini pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik setelah dua tahun menerapkan larangan mudik karena alasan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Pertamina Pastikan Stok BBM di Jateng-DIY Aman

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI), Alvin Lie, mengimbau agar pemerintah bergerak cepat dalam merespons kondisi tersebut. Sebab menurutnya pihak maskapai hanya memiliki pilihan antara menaikkan harga tiket melampaui tarif batas atas, atau tidak melakukan layanan penerbangan.

“Saya berharap Kementerian Perhubungan dapat cepat menanggapi situasi ini. Apakah ada kebijakan-kebijakan yang sifatnya temporer, atau subsidi, atau memberikan fuel surcharge supaya pelayanan tetap berjalan agar tidak melanggar aturan. Tapi ini butuh penanganan yang cepat agar ada kepastian bagi penyelenggara jasa atau pengguna jasa,” kata dia, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga: Penerbangan Perdana Rute Bali-Singapura di Bandara Ngurah Rai

Respons cepat diharapkan karena penumpang pesawat saat arus mudik diperkirakan tinggi atau bisa mencapai level prapandemi. Survei Balitbang Kemenhub pada Maret 2022 mencatat sebanyak 79 juta orang berencana untuk melakukan mudik. Kemudian sebanyak 9,6 juta orang atau 12,1% dari jumlah orang yang berencana mudik memilih untuk menggunakan moda transportasi pesawat.

Baca Juga: Siap-Siap! 21,3 Juta Orang Bakal Mudik ke Jateng saat Lebaran 2022

Preferensi menggunakan pesawat untuk mudik tahun ini merupakan keempat terbesar setelah sepeda motor sebanyak 14,9 juta orang (18,7%); dan bus 12,9 juta orang (16,3%).

Alvin memiliki prediksi yang hampir sama, yakni jumlah penumpang pesawat mudik tahun ini bisa mencapai hingga 10 juta penumpang. “Ini berdasarkan data 2018-2019 sebelum pandemi plus proyeksi setelah dua tahun tidak mudik. Ini tentunya jumlah penumpang yang besar, dan menuntut pengaturan yang sangat rapi agar tidak terjadi kisruh di lapangan,” kata dia.

Berita ini sudah tayang di Bisnis.com dengan judul: 10 Juta Orang Diprediksi Mudik Pakai Pesawat, Kenaikan Harga Avtur Jadi Sorotan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya