SOLOPOS.COM - nuklir

MASIH LANGKA -- Peranti kamera sinar gamma yang dipakai untuk deteksi fungsi organ dalam di Nuclear Health Center Batan Tenaga Atom Nasional (Batan). Indonesia saat ini masih sangat kekurangan tenaga dokter ahli nuklir. (nhc.batan.go.id)

Bandung (Solopos.com) – Jumlah dokter ahli nuklir di Indonesia masih sedikit, sejak diakui keberadaannya oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1996 lalu, total dokter ahli nuklir hingga saat ini hanya ada 31 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sampai saat ini, negara kita hanya memiliki 31 orang dokter ahli nuklir,” kata Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) Dr A Hussein S Kartamihardja SpKN, pada acara Seminar dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Kedokteran Nuklir di RS Pendidikan Unpad Jalan Dr Eykman, Bandung, Jumat (4/11/2011).

Ia mengakui bahwa minat masyarakat Indonesia untuk menjadi seorang dokter ahli atau spesialis nuklir masih rendah jika dibandingkan dengan dokter ahli lainnya seperti ahli bedah dan anak. “Bahkan tahun 1996, saat pemerintah Indonesia mulai mengakui keberadaan dokter ahli nuklir, jumlahnya itu hanya 21 orang dan itu pun mereka-mereka yang menimba ilmu dokter ahli nuklir yang sekolah di luar negeri kemudian diputihkan,” kata Dr A Hussein.

Menurutnya, saat pertama kali didirikan Ilmu Kedokteran Nuklir di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tahun 1998, jumlah mahasiswa yang berminat masuk mengambil jurusan dokter ahli nuklir hanya satu orang. “Ilmu Kedokteran Nuklir dimulai tahun 1998 saat itu di Unpad dan perjalanannya sangat sulit. Awalnya hanya satu orang saja kemudian tahun berikutnya dua orang dan sampai sekarang ada 19 residen yang mengambil keahlian nuklir ini,” kata Dr A Hussein.

Oleh karena itu, kata Dr A Hussein, untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi nuklir pihaknya rutin menggelar seminar atau pertemuan diantara ahli nuklir dengan dokter ahli nonnuklir. “Salah satunya dengan menggelar seminar ini, dan besok kita akan mengadakan simposium tentang kedokteran nuklir untuk yang bukan dokter-dokter nuklir. Karena pada dasarnya yang punya bakat mereka dan mereka itulah yang mengerti tentang nuklir,” katanya.

Pihaknya berharap, perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran ahli nuklir di Indonesia ke depannya bisa semakin berkembang pesat. “Nuklir itu sama seperti api dan air. Kalau kita tahu cara mengelola dan memanfaatkan maka akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita,” ujarnya.

Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) dan Perhimpunan Kedokteran dan Biologi Nuklir (PKBN) bekerjasama dengan Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) menggelar pertemuan ilmiah tahunan, di Bandung pada tanggal 3 hingga 5 November 2011. Adapun tema yang diusung dalam acara tersebut ialah Nuclear Medicine Acceleration in Health Services.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya