SOLOPOS.COM - Atlet panahan asal Klaten Bagas Alvianto Prastyadi, 19, langsung tancap gas mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang digelar 2-15 Oktober 2021.(Taufiq Sidik Prakoso/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Satu lagi putra Klaten menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 di Vietnam. Medali emas kali ini disumbangkan pemuda asal Jatinom, Alviyanto Bagas Prastyadi yang tampil bersama dua atlet panahan Indonesia cabang panahan nomor recurve beregu putra.

Tim panahan putra Indonesia penyumbang medali emas digawangi Riau Ega Agatha Salsabila, Arif Dwi Pangestu, dan Alviyanto Bagas Prastyadi. Bagas dan kawan-kawan mampu mengungguli tim tuan rumah pada final nomor recurve beregu putra yang digelar Rabu (18/5/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bagas merupakan warga Dukuh/Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, putra pasangan Suyamto dan Kusmiyati. Ibunda Bagas, Kusmiyati, bersyukur dengan prestasi putranya yang menyumbangkan medali emas pada SEA Games bersama tim panahan putra Indonesia.

”Alhamdulillah, akhirnya bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Harapan saya kepada Bagas tetap semangat, semoga pada event yang akan datang bisa lebih baik lagi. Jangan mudah berpuas diri karena perjalanan masih jauh. Insyaallah Olimpiade 2024 bisa milik Bagas,” kata Kusmiyati kepada wartawan, Rabu.

Pelatih Bagas di kampung halaman, Esti Setyaningsih, juga menyampaikan medali dari nomor beregu itu menjadi medali pertama yang diperoleh Bagas dari SEA Games. Esti juga mengikuti pertandingan final panahan beregu melalui live Instagram, Rabu. Esti menjelaskan Bagas tampil bersama timnya yang tampil saat Olimpiade 2020 lalu.

Baca Juga: Menengok Desa Bonyokan Klaten, Kampung Pencetak Atlet Panahan Tingkat PON hingga Olimpiade

“Yang menonton itu rasanya justru lebih mules,” ungkap dia.

Esti yang dekat dengan keluarga Bagas mengatakan selama SEA Games terus memantau perkembangan tim panahan Indonesia, terutama perkembangan Bagas. Perjalanan Bagas di SEA Games penuh drama. Saat tahap kualifikasi, peralatan Bagas mengalami kendala lantaran sempat hujan.

“Kemarin saat kualifikasi alat trouble karena di sana hujan. Dalam tim, Mas Bagas menjadi orang ketiga. Sementara, pada tahap kualifikasi untuk perorangan hanya diambil dua orang terbaik per negara. Akhirnya peluang Mas Bagas hanya di beregu saja. Alhamdulillah, Mas Bagas di beregu berhasil [mendapatkan medali emas],” kata Esti.

Selama Pelatnas maupun ketika berlaga di SEA Games, Esti mengaku tak berkomunikasi langsung dengan Bagas. Melalui Kusmiyati, Esti berpesan agar Bagas tetap fokus.

Baca Juga: Keren Pol! Pemuda Jatinom Anak Penjaga Sekolah Ini Wakili Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Meninggal Dunia

“Waktu Pelatnas berusaha tidak bertanya apapun karena di sana sudah ditangani pelatih terbaik. Komunikasi dengan keluarga dan ibunya kerap menyampaikan kepada saya. Ya kalau komunikasi itu yang diceritakan lucu-lucu. Seperti soal adiknya karena Mas Bagas punya adik yang berumur enam bulan. Mas Bagas selalu menanyakan perkembangan adiknya,” ungkap Esti.

Esti membenarkan ayah Bagas bernama Suyamto sebelumnya bekerja sebagai penjaga malam di SDN 2 Bonyokan. Namun, Suyamto sudah meninggal dunia sekitar enam bulan lalu.

“Waktu Pelatnas, Bagas sempat diminta pulang karena bapaknya kritis. Akhirnya ayah Mas Bagas meninggal dunia. Selang 35 hari kemudian, adiknya lahir. Memang ujiannya Mas Bagas seperti itu,” kata Esti.

Lebih lanjut, Esti mengatakan prestasi Bagas dan kawan-kawan pada tim panahan yang berhasil menyumbangkan medali emas sangat membanggakan bagi keluarga.

Baca Juga: Nostalgia, Para Atlet Desa Bonyokan Klaten Serasa Nyarter Pesawat ke PON Kalimantan 2008

“Mudah-mudahan prestasi Bagas ini memacu atlet panahan junior di Klaten. Semoga prestasi Mas Bagas bisa memacu prestasi atlet panahan di Klaten,” ujar dia.

Olimpiade

Sebagai informasi, Bagas menjadi salah satu wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, pada gelaran pesta olahraga terbesar di dunia itu Bagas belum bisa menyumbangkan medali. Pada PON XX Papua yang digelar pada 2021 lalu, Bagas menjadi salah satu wakil Jawa Tengah dan menyumbangkan medali perak.

“Olimpiade kemarin sebagai try out karena itu baru kali pertama. Ibaratnya cari pengalaman. Kemudian di PON XX kemarin dia kebetulan mendapatkan perak. Saat pertandingan PON kemarin kondisinya tidak fit. Setelah pertandingan PON itu diketahui dia positif Covid-19,” jelas Esti.

Lebih lanjut, prestasi pada SEA Games menjadi pelecut Bagas untuk terus berprestasi. Dia juga berpesan agar Bagas tak berpuas diri dan tetap fokus dengan apa yang dia cita-citakan.

Baca Juga: Mustakim, Pesilat Klaten Hobi Beli Hewan Ternak karena Suka Ngarit

“Selalu kami tekankan agar fokus, fokus, dan fokus,” ungkap dia.

Sebelumnya, Khoirudin Mustakim, pesilat asal Desa Karangpakel, Kabupaten Klaten telah menyumbangkan medali perak untuk kontingen Indonesia pada ajang SEA Games 2021 di Vietnam. Di babak final yang penuh drama, Senin (16/5/2022), Mustakim melawan pesilat Malaysia, Muhammad Hairi Adib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya