SOLOPOS.COM - Perayaan Hari kartini di SR Salemba Nomor 33 Jakarta pada 21 April 1948. (Ipphos)

Solopos.com, SOLO — Membaca dan memaknai Kartini dalam konteks Indonesia kini adalah memaknai feminisme dalam konteks emansipasi dan demokrasi sesuai zaman. Memaknai Kartini era sekarang juga berarti tentang teknologi dan perempuan. Feminisme yang dikaitkan dengan Kartini berbeda dengan feminisme di Barat.

Kritik kiwari terhadap perayaan Hari Kartini adalah ketika hanya semarak dengan ritualisme: berkebaya dan aspek-aspek lain yang justru tak menguatkan lagi pembacaan dan pemaknaan Kartini dalam konteks emansipasi pembentukan negara-bangsa Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengingat Kartini berarti mengingat dari mana dia muncul. Ada kontroversi yang mengemuka tentang layakkah Kartini menjadi pahlawan nasional. Kontroversi lain yang mengemuka adalah bahwa Kartini adalah produk kolonialisme Belanda. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Memaknai Kartini Era Kini: Emansipasi, Demokrasi, dan Teknologi.

Seorang pekerja di objek wisata Serulingmas Zoo, Banyumas,  Jawa Tengah tewas setelah diterkam seekor harimau benggala yang merupakan koleksi kebun binatang tersebut, Minggu (17/4/2022). Kejadian serupa pernah terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah, hampir dua abad silam.

Pada masa kepemimpinan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono X, harimau Jawa koleksi Taman Sriwedari, Kota Solo, menyerang seorang penjaga. Kejadian tersebut diberitakan koran berbahasa Belanda, De Indische Courant, pada 3 November 1928 berjudul Dikoyak Harimau. Seorang penjaga kebun binatang yang dikenal dengan sebutan Bon Raja itu akhirnya meninggal dunia. Kisah lengkap bisa dibaca di Di Taman Sriwedari, Harimau Paku Buwono X Pernah Serang Penjaga.

Kawasan Dataran Tinggi Dieng di tengah-tengah Pulau Jawa. Sebagian besar masuk wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Dieng juga disebut Dihyang yang berasal dari bahasa Jawa Kuno. Di berarti tempat dan hyang berarti leluhur. Dihyang bermakna tempat para leluhur.

Kawasan tersebut merupakan dataran yang dikelilingi kerucut-kerucut pegunungan api. Pada mulanya bagian dataran merupakan dasar danau yang berasal dari pembendungan lava yang keluar dari letusan gunung api di sekitarnya. Cerita lengkap bisa dibaca di Asal-usul Dieng Wonosobo, Sang Kaldera Purba Raksasa.

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menyelenggarakan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah bersama Kapal Republik Indonsia (KRI) Dewa Ruci. Pelayaram Muhibah Budaya Jalur Rempah ini sempat tertunda karena pandemi Covid-19.

Kegiatan ini merupakan pelayaran menggunakan kapal latih Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) KRI Dewa Ruci yang mengangkut pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi dengan tujuan menapak tilas Jalur rempah Nusantara. Berita lengkap bisa dibaca di Sebulan Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah Bersama KRI Dewa Ruci.

Putri berjuluk De Bloem van Mangkunegaran yang berarti Kembang dari Mangkunegaran itu dikenal menentang poligami.  Ia menolak cinta dari Presiden Soekarno. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia yang memiliki banyak istri.

Sepanjang hidupnya, Soekarno mempunyai sembilan orang istri. Gusti Nurul disebut sebagai perempuan pertama yang berani menolak lamaran Bung Karno. Gusti Nurul cukup tersohor bukan hanya karena parasnya yang cantik, tapi juga karena kecerdasan dan keteguhan hatinya. Cerita lengkap bisa dibaca di Gusti Nurul, Kembang Mangkunegaran yang Berani Menolak Cinta Soekarno.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya