SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran yang berujung penganiayaan dan pengeroyokan di Sleman. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BANTUL — Dua remaja ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tawuran menggunakan sarung di simpang tiga Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapannewon Pandak, Bantul, DI Yogyakarya, yang terjadi pada Senin (4/4/2022) dini hari lalu. Dua remaja ini ditetapkan sebagai tersangka karena menganiaya seorang remaja lain hingga babak belur.

Kedua tersangka ini masing-masing berinisial DN, 20, dan DI, 19. Keduanya merupakan warga Bantul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kasus tawuran atau perang sarung ini, polisi mengamankan 20 orang yang menyebabkan satu orang korban luka-luka.

“Dari hasil penyelidikan, yang kita tersangkakan ada dua, semuanya sudah dewasa,” kata Kanit Reskrim Polsek Pandak, Ipda Suharyanto, saat dihubungi Sabtu (9/4/2022).

Baca Juga: Cerita Perempuan di Bantul yang Alami Pelecehan Seksual saat Joging

Suharyanto mengatakan kedua tersangka dijerat Pasal 170 subsider 351 KUHP tentang Tindak Pidana Pengeroyokan atau Penganiayaan dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun enam bulan. Sementara korban FT, warga Gilangharjo, Pandak, yang sebelumnya terluka dan tidak sadarkan diri saat ini sudah pulang ke rumah.

Menurut Suharyanto, korban mengalami luka di bagian mata sebelah kiri dan kepala. Penganiayaan itu sebelumnya diawali tabrakan antara motor yang dikendarai korban dan tersangka, kemudian tersangka melakukan pemukulan.

“Diawali nabrak, setelah nabrak dianiaya,” papar Suharyanto.

Sementara ayah korban FT, Supardi, mengatakan luka anaknya cukup serius. Selain di bagian mata, luka FT juga memar-memar di sekujur tubuhnya. Bahkan setelah kejadian anaknya sempat pingsan karena dikeroyok dan baru sadar ketka dibawa ambulans menuju Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul.

Baca Juga: Gegara Ponsel Ketinggalan, Maling di Bantul Kembalikan Ayam Curiannya

Supardi tidak mengetahui persis kejadiannya melainkan hanya diceritakan anaknya. Sebelum kejadian Selasa (3/4/2022) malam ditelepon oleh temannya kemudian dijemput dengan sepeda motor ke daerah Jodog. Setelah pergi dengan temannya menuju Jodog, Supardi kemudian tidak lagi mengetahui apa yang dilakukan anaknya dengan teman-temannya hingga pukul 03.00 WIB diberitahu oleh keponakan bahwa FT mendapatkan musibah dan dirawat di RSPS Bantul.

“Saya mengetahui anak saya mendapatkan musibah diberitahu atau dikabari oleh keponakan saya,  saat itu sedang kerja Gojek dan dikabari oleh salah satu anggota TNI yang juga masih tetangga bahwa anak saya mendapatkan musibah dan kini dibawa ke RSPS,” ucapnya.

Setelah mendapatkan perawatan, FT sudah boleh pulang pada Selasa (5/4/2022) sore.

Menurut Supardi, berdasarkan penuturan anaknya bahwa anak terakhir dari tiga bersaudara itu mengalami luka bukan karena kecelakaan melainkan karena dipukuli terlebih dahulu dengan sarung yang dibundeli ujungnya, kemudian jatuh, setelah jatuh dianiaya.

Baca Juga: Sering Digunakan untuk Balap Liar, JJLS Bantul Ditutup saat Akhir Pekan

“Jadi bukan kecelakaan, tapi jatuh dari motor karena terkena sabutan sarung yang ujung diikat. Sementara temen-teman FT lainnya kabur menyelamatkan diri,” ujar Supardi.

Supardi mengaku buta hukum namun ia berharap kejadian yang menimpa anaknya tidak terulang kembali sehingga perlu ada hukuman yang setimpal bagi pelaku.

Sebelumnya, Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan kasus tawuran dua kelompok remaja yang hampir semuanya pelajar di Jodog itu sebelumnya melakukan tantang menantang di media sosial atau aplikasi percakapan Whatsapp, lokasi dan jam tawuran juga sudah disepakati oleh dua kelompok. Kedua kelompok sepakat untuk perang sarung yang dibundeli dan diisi batu kerikil.

“Dua kelompok sepakat sesuai jamnya.  Sepakat akhirnya mereka bertemu di TKP [lokasi tawuran] untuk melakukan perang sarung,” kata Ihsan, dalam jumpa pers di Mapolres Bantul, Selasa (5/4/2022). Namun saat bertemu di simpang tiga Jodog, kelompok korban kalah karena jumlahnya tidak seimbang sehingga melarikan diri.

Nahas satu orang dari pihak korban menjadi sasaran penganiayaan karena motornya menabrak motor kelompok pelaku.

“Kasus ini rencana tawuran karena korban kalah banyak berusaha kabur satunya tertinggal karena jatuh kemudian dianiaya,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Perang Sarung Dibundeli Batu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya