SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Jumlah kasus demam berdarah dengue alias DBD di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meningkat dibanding dua tahun sebelumnya. Bahkan, jumlah korban jiwa akibat DBD di Klaten juga meningkat.

Berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dari awal Januari hingga akhir Juni atau pekan ke-27 2020, ada 310 kasus DBD di Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari jumlah itu, ada tujuh orang meninggal dunia yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kalikotes, Karangnongko, Ngawen, Klaten Tengah, Jatinom, dan Trucuk.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan jika dibandingkan kasus pada 2018 serta 2019, angka kasus DBD tahun ini meningkat.

Pol Espargaro Gabung Honda, Adik Marc Marquez Dilempar ke LCR

Sepanjang 2018, ada 20 kasus DBD dengan satu orang meninggal dunia. Sedangkan pada 2019, ada 310 kasus dengan lima orang meninggal dunia.

Terkait sebaran kasus DBD hingga pertengahan tahun ini, Anggit menjelaskan merata ke 26 kecamatan di Kabupaten Klaten.

"Semua kecamatan ada kasus dengan yang paling rawan di Kecamatan Ngawen karena sudah ada dua kasus meninggal dunia," kata Anggit saat ditemui di Dinkes Klaten, Selasa (14/7/2020).

Anggit mengimbau masyarakat untuk terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Hal itu demi menekan kasus dan korban DBD di Klaten.

Pengaruh Pandemi Covid-19

Anggit mengakui pandemi Covid-19 ikut memengaruhi peningkatan kasus DBD. Dia menjelaskan cara paling efektif untuk mencegah kasus DBD melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Saat pandemi orang mengalami proteksi over. Cenderung memilih di rumah dan saya yakni pasti kondisi rumah bersih. Dari hasil pengamatan kader jumantik [juru pemantau jentik], kondisi di rumah itu tidak ada jentik. Tetapi di tempat-tempat yang tidak terduga seperti selokan jalan, rumah kosong, tumpukan kayu, dan lainnya masih ada jentik nyamuk," jelas dia.

Hari Ini Dalam Sejarah: 14 Juli 1969, Perang Sepak Bola Meletus

Lantaran hal itu, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Klaten itu mengimbau PSN juga dilakukan lingkungan sekitar rumah. Namun, kegiatan PSN tersebut wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti mengenakan masker serta menjaga jarak.

Lebih lanjut, Anggit mengatakan sosialisasi pencegahan DBD tetap dilakukan. Lantaran ada pandemi Covid-19, sosialisasi digencarkan melalui media sosial untuk penggencarkan kegiatan PSN.

Terkait kegiatan fogging, Anggit menjelaskan tak efektif untuk mengendalikan persebaran nyamuk terutama aedes aegypti pembawa virus DBD. "Fogging membunuh nyamuk dewasa. Percuma kalau dilakukan fogging tetapi jentik nyamuk masih ada," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya