Solopos.com, WONOGIRI — Budidaya porang menghasilkan keuntungan banyak juga dinilai lebih mudah dibandingkan dengan tanaman lain. Budidaya tanaman porang kini mulai dilirik petani milenial.
PromosiMitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Seperti terlihat di Pusat Budidaya Porang milik Kepala Desa Jatisari, Jatisrono, Wonogiri, Teguh Subroto. Sejumlah pemuda di desa itu turut dilibatkan dalam pembibitan porang. Para pemuda membuat media tanam untuk pembibitan porang.
Porang memiliki nilai jual yang cukup tinggi, selain diambil umbinya, buah (umbi) kecil disetiap daun porang atau disebut katak porang dapat dijual sebagai bibit.
Pupuk yang digunakan dalam membudidayakan porang didominasi jenis pupuk organik atau pupuk kandang. Pupuk jenis ini lebih mudah didapat karena rata-rata setiap petani mempunyai hewan ternak seperti sapi atau kambing.
Kepala Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono yang juga Dewan Penasehat Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Cabang Wonogiri Teguh Subroto, mengatakan pada prinsipnya dalam membudidayakan semua tanaman mempunyai kesamaan yakni kebutuhan dasar yang harus tercukupi.
Selain itu, bibit tanaman porang relatif lebih mudah didapatkan. Karena setiap kali panen porang, di waktu yang bersamaan petani juga mendapatkan bibitnya. Bibit itu berwujud umbi kecil yang terdapat di setiap daun porang atau biasa disebut katak porang.