SOLOPOS.COM - Koleksi prangko yang ada di Kantor Pos Besar Semarang. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Kantor Pos Besar Semarang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Semarang yang didirikan sejak 1750. Kantor Pos Besar Semarang ini pun menyimpan sederet koleksi prangko yang mencapai ratusan lembar.

Prangko saat ini tidak hanya menjadi alat pembayaran biaya pos atau surat. Peran prangko saat ini lebih luas karena menjadi sarana edukasi dan merekam sejarah perkembangan bangsa.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Memang, sekilas tampilan prangko hanyalah secarik kertas berukuran kecil dan bisa bergambar atau tidak. Namun, prangko memiliki ciri khas nama negara penerbit serta nominal yang tertera sesuai biaya pengirimannya.

Meski namanya kian meredup dan masih saja ada orang yang mengirim barang dengan menggunakan prangko. Nyatanya, benda pos ini masih bisa digunakan hingga kini, termasuk di Kantor Pos Besar Semarang. Bahkan, Indonesia setiap tahun masih menerbitkan prangko terbaru dengan tema yang berbeda.

Ekspedisi Mudik 2024

“Prangko sekarang ini juga bisa menjadi alternatif sarana edukasi. Contoh, setiap tahun kami selalu menerbitkan prangko dengan tema berubah-ubah. Ada tokoh nasional perjuangan juga. Terbaru, ada tokoh Ki Hajar Dewantoro itu [terbit] 3 Juli 2022,” jelas Kepala Cabang Utama Kantor Pos Besa Semarang, Muhammad Ramdhan, saat menceritakan eksistensi prangko di kantornya, Kamis (4/8/2022).

Baca juga: Sejarah Panjang Kantor Pos Besar Semarang

Sarana edukasi itu, lanjut Ramdhan, dengan cara menumbuhkan rasa penasaran melalui gambar yang disajikan di prangko. Dengan demikian, akan memancing rasa ingin tahu yang berujung pada penggalian informasi.

“Misalnya kasih gambar tokoh perjuangan, adat rumah, budaya atau lainya. Jadi meski ada nama yang tercantum, tapi setelah melihat, pasti muncul rasa penasaran. Misal ini [tokoh] dari manas? Kisahnya seperti apa? Maka, muncul rasa ingin menggali informasi lebih jauh,” jelasnya saat menunjukkan koleksi prangko tokoh proklamasi yang ada di Kantor Pos Besar Semarang.

Dalam catatan buku 150 Tahun Prangko di Indonesia, prangko dapat diartikan sebagai simbol kebebasan sekaligus unjuk kedaulatan Pemerintah Republik Indonesia (RI) saat terancam kembali dijajah Belanda. Prangko pun pernah dipakai sebagai alat komunikasi maupun propaganda pemerintah kepada rakyat.

Baca juga: Prangko Merekam Sejarah Bangsa dan Dunia, Seri APG 2022 Terbit di Solo

Prangko pertama di Indonesia tercatat terbit pada 1 April 1864, ketika Indonesia masih berada di bawah jajahan Pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan prangko pertama yang diterbitkan Pemerintah Indonesia bergambar banteng dan bendera merah putih pada 1 Desember 1946.

“Di sini cukup banyak prangko yang disimpan, koleksi mencapai ratusan. Tapi untuk yang tahunnya terlalu lama, kami kembalikan ke Kantor Pos pusat, karena kategori barang berharga dan ada nilai nominalnya,” ujar Ramdhan.

Saat melihat lebih dekat, Kantor Pos Besar Semarang memiliki sejumlah koleksi prangko dengan berbagai tema, mulai dari tokoh nasional, daerah, wisata, hingga rumah tradisional. Disimpan dalam meja kaca persegi panjang, ratusan prangko aneka tema ini terpampang jelas di depan loket 1 Kantor Pos Semarang. Tak hanya itu, beberapa di antaranya bahkan disertai informasi lengkap terkait gambar yang dijadikan prangko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya