SOLOPOS.COM - Aktivitas Bandara Ngurah Rai Bali di tengah berlangsungnya KTT G20, Senin (15/11/2022). (Solopos.com/Mariyana Ricky P.D)

Solopos.com, JAKARTA – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menolak pembangunan bandara baru di Pulau Bali.

Daripada membangun bandara baru, Megawati menyarankan agar pemerintah memaksimalkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan menambah landasan pacunya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bandara yang ditolak Megawati itu adalah yang akan dibangun di Bali bagian utara.

Alasan penolakan karena Megawati melihat pembangunan bandara hanya menguntungkan investor dari luar tanpa melibatkan pengusaha asal Bali.

Megawati menyampaikan hal itu saat berada di Bali bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri pencanangan Renovasi dan Revitalisasi Grand Inna Bali Beach serta Penjelasan dan Presentasi Pembangunan Rumah Sakit Mayo dan Kebun Tanaman Obat, Senin (16/1/2023).

Megawati mengingatkan, investasi di Pulau Bali jangan hanya menguntungkan para investor tapi juga warga lokalnya.

“Saya bilang lho sama Pram (Sekretaris Kabinet Pramono Anung). Pram, tolong banget, ini atas warga Bali’. Aku bilang, ‘jangan mikirin diri sendiri. Pulau Bali ini penduduknya hanya beberapa, terus yang mau datang ke sini hanya investor doang. Saya mau rakyat Bali saya juga ada yang menjadi pengusaha dan lain sebagainya,” kata Megawati.

“Kita ini negara merdeka berdaulat. Rakyatnya bebas aktif merdeka, eh masih mau jadi budak. Disampaikan ke Pak Jokowi. Kalau ini boleh ditulis. Mau dimarahin Pak Jokowi, saya marah lagi. Nanti dibilang Ibu Mega menunjukkan kekuatannya. Aduh, orang ini untuk rakyat,” sambungnya.

Putri Bung Karno itu bercerita Gubernur Bali I Wayan Koster bersama wakilnya dan Menteri Pariwisata saat itu Wishnutama Kusubandio, juga pernah menjelaskan perihal pembangunan tersebut.

“Saya bilang enggak. Saya mewakili rakyat Bali. Nah ini masukin kalau berani, biarin Bali yang satu-satunya pulau yang PDI Perjuangan. Kenapa sih, kebayang enggak buang duit melulu,” cerita Megawati.

Dia menegaskan, punya alasan saat itu menolak, karena suasana masih pandemi Covid-19 sehingga dananya bisa dialokasikan untuk membantu masyarakat Bali.

Bahkan, lanjutnya, dia pun sudah memberikan masukan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Daripada membangun bandara baru, lebih baik memanfaatkan Bandara Ngurah Rai.

“Saya nanya kepada Pak Budi Karya, sebenarnya Ngurah Rai itu ngapa sih runway-nya itu dibikin satu lagi? Coba pertanyaan aku sekarang, kalau ada Buleleng (Bandara Baru di Bali Utara), dengan pandemi kemarin sampai sekarang ini, enggak mabuk itu? Sapa yang di sana?” jelas Megawati.

Selain itu, dia juga melihat terjadi kepadatan di Bali jika di Bandara Bali Utara terealisasikan.

“Di Ngurah Rai iya, di Buleleng iya, enggak sumpek itu rakyat Bali yang datang orang asing semua?,” tutur Megawati.

Dia pun menceritakan sudah memikirkan alternatifnya. Misalnya, mereka yang hendak ke Bali bisa turun di Banyuwangi atau di Surabaya.

“Kenapa? Itu memberi orang untuk bisa di tiga tempat. Dari Surabaya dia nginap, dari Banyuwangi lanjut nyebrang ke Gilimanuk, ini bisa terus,” jelasnya.

Karena itu, wajar jika dia merasa marah kalau yang tak diuntungkan rakyatnya.

“Ibu Mega ngamuk. Iyalah, rakyatnya yang mau dibantu atau, sorry, orang-orang kayanya? Banyak orang Bali pintar lho,” kata Megawati.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Megawati Tolak Pembangunan Bandar Udara Bali Utara: Jangan Mikir Diri Sendiri!”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya