SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat diwawancarai wartawan di Taman Sunan Jaga Kali, Pucangsawit, Jebres, Solo, Rabu (9/3/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, pasang badan terkait pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang menyarankan masyarakat untuk merebus makanan ketika sulit mendapatkan minyak goreng.

Seperti diketahui, pernyataan Megawati itu mendapat banyak cibiran netizen lantaran dinilai kurang peka terhadap kondisi dan permasalahan masyarakat. Netizen membuat sejumlah sindiran di media sosial terkait pernyataan Megawati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menyikapi kondisi tersebut, Rudy, panggilan akrabnya menilai apa yang disampaikan Megawati sebenarnya merupakan sanepan dalam istilah Jawa. Pernyataan Megawati menurut dia merupakan pesan untuk para elit politik.

Baca Juga : Warganet: Bu Mega, Rujak Pun Butuh Minyak Goreng

“Jangan itu [merebus] yang dibahas. Namun apa yang dibicarakan Mbak Mega adalah bahasa Jawa-nya digodok. Para elit politik agar menggodok, merumuskan, supaya tidak antre minyak [goreng] bagaimana,” terang dia, Kamis (24/3/2022).

Rudy menjelaskan menggodok yang dimaksud adalah merumuskan sebuah kebijakan atau solusi atas apa yang dialami rakyat. Harus ada pembicaraan atau musyawarah untuk menentukan kebijakan yang paling tepat untuk rakyat.

“Jadi sanepan jan-jane itu. Kalau orang Jawa saya menangkapnya sanepan. Digodok dulu, dirembug artinya dibicarakan supaya tidak antre minyak. Tapi penyampaian seperti itu saya tidak mau mengomentari,” imbuh dia.

Baca Juga : Tanggapi Mega Soal Migor, Warganet: Nasi Goreng Jadi Nasi Rebus

Rudy mengaku lebih suka mengambil makna yang terkandung dari pernyataan Megawati. Ketika sudah ada proses musyawarah dan mematangkan kebijakan, dia meyakini ada solusi terbaik yang bisa diterapkan untuk rakyat.

“Tapi kalau netizen melihat seperti itu, itu hak pribadi masing-masing. Tapi saya menangkapnya ini adalah makna dari kata godok, digodok itu dibicarakan, dimusyawarahkan. Sebelum ada kejadian seperti itu digodok,” urai dia.

Disinggung Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng), Bambang Wuryanto, yang juga sudah membela Megawati atas pernyataannya, Rudy menilai sama saja. Dia bercerita selama ini sudah terbiasa makan makanan yang dimasak dengan cara direbus.

Baca Juga : Pernyataan Mega Soal Ibu-Ibu Antre Migor Dilawan Video Lawas Cak Nun

“Saya kalau ngrowot 40 hari makan hanya singkong. Jadi karena ini tahun politik ya semua akan dibolak-balikkan, digoreng. Tapi saya sepakat sebagai pribadi, saya menghindari makanan gorengan. Kesehatan luar biasa,” kata dia.

Rudy menyinggung ketika orang mau makan makanan yang digoreng harus mencari tisu untuk menyerap minyaknya. “Kalau ndak bisa goreng ya direbus. Pisang rebus. Mau tempe tidak digoreng ya direbus, ditumpang,” ujar dia.

Opsi lainnya, Rudy menjelaskan tempe dibakar kemudian diolah menjadi tempe penyet. Menurut dia tempe bakar lalu dibuat sambal rasanya enak. “Itu saja, tempe dibakar, disambal, enak. Mangsane,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya