SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Laporan tentang persetujuan orang tua siswa untuk melakukan pembelajaran tatap muka dari lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP) yang masuk ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen per Senin (24/8/2020) baru 70%-90%.

Dari data yang sudah masuk Disdikbud Sragen, 90% orang tua setuju mengizinkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka sedangkan 10% tidak setuju dan memilih tetap pembelajaran daring.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Disdikbud Sragen Suwardi didampingi Kabid Pembinaan SMP Prihantomo saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerja Kepala Disdikbud Sragen, Senin.

10 Berita Terpopuler : Pembunuhan 1 Keluarga di Baki, Istri Korban Pertama Dihabisi

Ekspedisi Mudik 2024

Suwardi menyampaikan Disdikbud sudah melakukan rapat terbatas dengan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati pada Senin pagi.

Dasar Pertimbangan Disdikbud

Dia mengatakan persiapan pembelajaran tatap muka yang akan dimulai pada Senin (31/8/2020)  tetap berjalan sembari menunggu laporan persetujuan orang tua lengkap 100%.

Suwardi menerangkan laporan persetujuan orang tua itu menjadi dasar pertimbangan Disdikbud Sragen untuk menyiapkan dua model pembelajaran, yakni tatap muka dan daring.

“Sekarang kami sudah menyiapkan petunjuk teknis (juknis) dalam pembelajaran tatap muka dan kesiapan sekolah dalam pembelajaran tatap muka. Selain itu, kami masih terus melihat perkembangan kasus Covid-19 di Sragen. Sebelum pembelajaran itu dijalankan, kami akan melakukan simulasi dulu yang direncanakan Kamis (27/8/2020) besok,” ujar Suwardi yang juga Ketua PGRI Sragen itu.

Bantuan Rp600.000 untuk Karyawan Swasta Bakal Dicairkan Bertahap

Dia akan memilih sekolah yang benar-benar memiliki potensi masalah dalam pembelajaran tatap muka. Sekolah yang digunakan untuk simulasi itu, harap dia, bisa menjadi acuan bagi sekolah lain dalam pembelajaran tatap muka ke depannya.

“Dari data yang sudah masuk sementara, 90% orang tua setuju dengan pembelajaran tatap muka dan 10% orang tua memilih tetap daring. Selama ini dengan pembelajaran daring sebenarnya susah dalam pengawasannya. Di samping itu, perkembangan Covid-19 di Sragen itu bertambah karena adanya klaster RSUD,” ujarnya.

Suwardi mengatakan setiap guru mata pelajaran nantinya menyiapkan dua model pembelajaran, yakni tatap muka dan daring. Dia mengatakan untuk pembelajaran daring karena jumlahnya sedikit bisa dibuat grup-grup per sekolah.

Tetap Dilayani Pembelajaran Daring

Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen, Prihantomo, menyampaikan laporan persetujuan orang tua siswa SMP yang masuk baru 89,2% dari total siswa SMP sebanyak 30.538 orang.

“Kalau jumlah siswa dari PAUD-SMP sebanyak 133.000-an orang,” ujarnya.

Susah Lepaskan Cincin, Perempuan Boyolali Ini Minta Bantuan Damkar Grobogan

Terpisah, Kabid Pembinaan SD Disdikbud Sragen Hadi Sutopo menambahkan laporan persetujuan orang tua dari SD baru masuk 70%. Dia mengatakan dari data yang masuk itu 91% memilih tatap muka dan 9% memilih daring.

“Data itu dari jumlah siswa SD negeri dan swasta. Nanti yang tidak setuju tatap muka tetap dilayani lewat pembelajaran daring. Kalau total jumlah siswa SD di Sragen sebanyak 79.208 orang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya