Baca Juga: Berdayakan Difabel Weru Sukoharjo, Tim KKN Tematik UNS 208 Beri Pelatihan Budi Daya Ikan dalam Ember
Solopos.com, SOLO — Sebagian besar eks narapidana kasus terorisme (napiter) menolak vaksinasi Covid-19.
Salah satu eks napiter, Jack Harun, mengatakan hampir semua napiter menolak kebijakan pemerintah, termasuk vaksinasi Covid-19. “Karena mereka tidak meyakini, sehingga kebijakan pemerintah ditolak. Mereka masih menganggap bahwa [vaksinasi] ini program Yahudi, program kafir, upaya pembunuhan, dan sebagainya,” ujar Jack Harun, kepada wartawan di sela-sela acara vaksinasi napiter bersama warga masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno Solo, Sabtu (28/8/2021).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Selain itu, mereka juga masih mempercayai berita-berita bohong tentang vaksinasi. Karenanya upaya untuk memvaksinasi kelompok tersebut menjadi terkendala. “Kendala di teman-teman adalah masih belum percaya vaksinasi. Mereka juga masih mengonsumsi hoaks-hoaks tentang vaksin. Sehingga perlu edukasi ke teman-teman untuk meyakinkan manfaat vaksin dan ini adalah bagian dari ikhtiar,” ujar eks napiter kasus Bom Bali I tersebut.
Untuk mengajak mereka, Jack Harun harus melakukan pendekatan personal. Pendekatan ini juga dibantu aparat Polres dan Kodim di wilayah masing-masing eks napiter tinggal.
Baca Juga: Mantul, Pensiunan ASN Klaten Bikin Bonsai Kelapa Ukir untuk Isi Waktu Luang
“Kita melakukan komunikasi, merangkul aparat Polres dan Kodim yang bantu teman-teman supaya ikut divaksinasi. Mereka [para eks napiter] pasti resisten. Tapi tergantung komunikasi. Kalau komunikasinya baik, maka bisa diterima,” ujarnya.
“Mudah-mudahan dengan vaksinasi teman-teman napiter ini memacu teman-teman yang lain untuk ikuti program pemerintah. Kita hidup di Indonesia, ini negara kita, sehingga pemerintah juga harus kita dukung,” harapnya.
Misinformasi Vaksin
Sementara itu, vaksinasi di Solo itu diikuti setidaknya 20 napiter (dan beberapa anggota keluarganya) yang berdomisili di Jawa Tengah seperti Cilacap dan daerah pantura.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Boy Rafli Amar, saat meninjau pelaksanaan kegiatan itu mengakui masih ada pihak-pihak yang ingin menyebarkan misinformasi tentang vaksinasi.
“Maka dari itu keluarga binaan BNPT ini termasuk keluarga rentan. Mereka harus kita yakinkan bahwa vaksinasi dalam rangka menyukseskan program herd immunity [kekebalan kelompok],” ujarnya didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Jack Harun.
Boy mengatakan bahwa vaksinasi terhadap mitra binaan BNPT yang serupa sudah dilakukan di Karanganyar, Lamongan, dan Malang. “Kita harapkan mitra binaan yang umumnya eks napiter beserta keluarganya, dan para penyintas untuk membantu dan meluruskan segala misinformasi yang berkaitan dengan vaksinasi,” ujarnya.