SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing, memimpin proses evakuasi mayat hanya tinggal kerangka yang ditemukan di Lingkungan Giriharjo RT 001/RW 001, Kelurahan Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (16/5/2020). (istimewa/Humas Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI - Aparat Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Wonogiri mulai mengungkap identitas mayat tinggal kerangka di Puhpelem Wonogiri. Namun, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban.

Kepala Satreskrim (Kasatreskrim) Polres Wonogiri, Iptu Ghala Rimba Doa Rissang, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (19/5/2020), menginformasikan identitas mayat sudah hampir dipastikan terungkap. Hal itu setelah ada warga yang mengaku keluarga dekat dari mayat tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Covid-19 Belum Berakhir, Bupati Karanganyar Minta Warga Sabar & Patuh Imbauan

Diduga kuat mayat itu seorang perempuan berusia 25-26 tahun warga salah satu kecamatan di Wonogiri yang sudah bersuami dan memiliki satu anak. Namun, polisi belum dapat mempublikasikan identitas perempuan tersebut untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

Penyelidik hanya tinggal menunggu hasil tes deoxyribo nucleic acid (DNA) mayat dan orang yang mengklaim dirinya sebagai orang tua. Kepastian DNA diperlukan sebagai bukti autentik pengungkapan identitas mayat tersebut.

Ghala menilai terungkapnya identitas mayat sabagi progres besar. Bahkan, Ghala menyebut sama halnya polisi sudah dapat mengungkap setengah dari kasus tersebut. Bermodal dari identitas itu polisi dapat mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian, orang-orang terakhir yang bersama korban atau korban pergi bersama siapa, dan sebagainya.

40 Keluarga di Bantaran Bengawan Solo Karanganyar Butuh Bantuan Sembako

Saat ditanya apakah korban meninggal dunia akibat dibunuh, Ghala menyatakan belum dapat menyimpulkan. Namun, berdasar hasil autopsi terhadap kerangka, tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada adanya kerusakan pada tulang akibat dipukul menggunakan benda keras, seperti retak atau patah.

Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa dijadikan dasar analisis bahwa korban meninggal dunia bukan akibat dibunuh. Sebab, bisa saja orang meninggal dunia bukan akibat dipukul menggunakan benda keras, tetapi dicekik atau diracun.

“Soal penyebab kematian korban, kami masih belum bisa menyimpulkan. Tapi saya yakin kasus ini bakal terungkap tuntas. Setelah identitas terungkap kami punya arah penyelidikan,” kata Ghala mewakili Kapolres, AKBP Christian Tobing.

Pernyataan Camat

Terungkapnya identitas mayat tersebut mengonfirmasi dugaan yang menyebutkan mayat bukan warga Puhpelem. Tetapi mematahkan dugaan bahwa mayat bukan warga Wonogiri.

Sebelumnya, Camat Puhpelem Wonogiri, Jaiman, menyebut mayat itu diduga bukan warga Puhpelem. Hal itu kerena tidak ada warga Puhpelem yang melapor atau menginformasikan kehilangan anggota keluarga.

Pemkab Karanganyar Diminta Jeli Mendata Penerima Bansos

Sebagai gambaran, mayat ditemukan di dasar jurang sedalam lebih kurang 20 meter dari bibir jurang. Jarak bibir jurang dengan lokasi yang diakses warga, yakni permakaman lebih kurang 100 meter. Jarak lokasi temuan dengan jalan yang biasa dilewati kendaraan lebih kurang 200 meter. Kendaraan (mobil pribadi dan sepeda motor) bisa masuk ke arah lokasi temuan, tetapi hanya sampai permakaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya