SOLOPOS.COM - Seorang warga membeli produk olahan makanan hasil karya para napi, salah satunya kebab, di stand para taruna di depan LP Kelas IIA Sragen, Rabu (29/6/2022). (Istimewa/LP Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Narapidana (napi) asal India yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Sragen asal India, Narendar Gangaram, 63, membuka usaha kebab. Awalnya kebab buatan gembong narkoba itu dijual di internal LP, kini masyarakat umum pun bisa menikmatinya.

Kebab buatan Narendar berbeda dengan kebab pada umumnya. Narendah membalut kebabnya dengan roti panggang khas Indina, chapati. Meski demikian, kebab buatan Narendar di-branding kebab Turki. Harganya standar seperti kebab pada umumnya, yakni Rp10.000. Selain kebab, Narendar juga membikin donat dan kue panggang yang digandrungi para warga binaan LP Sragen lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasi Pembinaan Napi dan Anak Didik LP Kelas IIA Sragen, Agus Hascahyo, pada Kamis (30/6/2022) mengatakan umumnya kebab menggunakan kulit instan yang sudah jadi lalu dipanasi saat akan disantap. Sementara kebab bikinan Narendar, menggunakan kulit kebab yang dibuat baru sehingga terasa lebih fresh. Selain rasa gurihnya berbeda, porsinya jumbo.

Narendar menghuni LP Sragen sejak 2011 setelah divonis 20 tahun penjara. Ia terjerat kasus narkoba. Cerita awal bagaimana Narendar membuat kebab adalah karena ia tak doyan nasi. Ia kemudian memasak kebab untuk di makan sendiri. Namun tak disanga napi lainnya juga suka.

Baca Juga: Pengiriman Narkoba Rp1 Miliar Pesanan 8 Napi di Lapas Madiun Digagalkan

Dari situ Narendar kemudian membuat kebab untuk dijual di internal LP. Kebab Narendar kini dijual juga untuk umum setelah ada empat taruna tingkat III Politeknik Ilmu Pemasyarakatan melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di LP Sragen.

Empat taruna ini yang menginisiasi memasarkan kebab Narendar di luar LP dengan menyediakan stan atau booth. Mereka juga mempromosikan kebab Turki rasa India itu di media sosial.

“Stand yang mereka buat itu diberi nama Larrie Bakery,” ujar Agung.

Selain kebab, olahan makanan yang dijual di Larrie Bakery ada juga roti, burger, dan donat. Harganya hanya Rp10.000/buah. Sasarannya masyarakat umum di luar LP.

Baca Juga: Berstatus Napi, Eks Bupati Banjarnegara Kembali Jadi Tersangka Korupsi

“Larrie Bakery ini dalam sehari bisa menjual 20 buah makanan sehingga lakunya Rp200.000 per hari,” jelas Agung.

Salah satu taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan, Ulwan, menerangan pembukaan stand di LP ini sebagai salah satu bahan KKN yang fokus pada bidang pembinaan kemandirian tata boga. “Kami menjembatani pemasaran produk warga binaan agar dapat kepada masyarakat luar sehingga masyarakat dapat menikmati hasil dari karya para warga binaan,” kata Ulwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya