SOLOPOS.COM - Masjid Darussalam di Kampung Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Masjid Darussalam, yang merupakan masjid tertua di Sukoharjo, Jawa Tengah, ternyata mempunyai kisah menarik untuk diulas.

Masjid yang berlokasi di Kampung Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo itu, dibangun pada abad ke-14. Pada awal pendiriannya, masjid ini menjadi lokasi peradaban dan penyebaran Islam di Jawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada saat penjajahan Belanda, Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) VI menggunakan masjid ini sebagai markas pertemuan dengan Pangeran Diponegoro.

Baca Juga:  Tradisi Puasa Ramadan di Solo Ini Telah Tiada, karena Dianggap Bahaya

Ekspedisi Mudik 2024

Tetapi, konspirasi PB VI dengan Pangeran Diponegoro tercium oleh tentara Belanda. Alhasil, mereka membombardir wilayah Kedunggudel, termasuk masjid tertua di Sukoharjo ini.

Namun, saat dibombardir, Masjid Darussalam ini tidak hancur. “Masjid dibombardir tembakan meriam namun tidak hancur. Hanya bangunan bagian depan yang hancur. Ini mukjizat Allah,” kata seorang pengurus takmir Masjid Darussalam, Sehono, saat ditemui Solopos.com, Selasa (6/6/2017).

Baca Juga:  Ini Hukum Sebenarnya Menukar Uang Baru saat Lebaran Menurut Islam

Saat pemerintahan PB VIII, para alim ulama dan warga setempat meresmikan renovasi masjid pada 1837. Peresmian masjid menjadi momentum kebangkitan umat Islam setelah berakhirnya Perang Diponegoro. Hingga kini, bangunan masjid masih kokoh dan kuat kendati berusia tua.

Ada yang unik dengan bangunan masjid tertua di Sukoharjo ini, yang terletak pada kubah masjid yang berbentuk bunga wijaya kusuma.

Baca Juga: Namanya Mirip, Asal Usul Salatiga Ada Kaitannya dengan Solo?

“Bunga wijaya kusuma merupakan pusaka Bathara Kresna. Wijaya bermakna kemenangan sementara Kusuma berarti bunga. Filosofinya yakni bunga kemenangan terhadap lawan dan diri sendiri melawan nafsu duniawi,” papar dia.

Masjid Tertua di Sukoharjo, Digadang Jadi Kampung Wisata

Dalam penelitian skripsi yang diterbitkan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kampung Kedunggudel yang terdapat masjid tertua di Sukoharjo ini digadang-gadang dikembangkan menjadi kampung wisata edukasi.

Hal ini dikarenakan Kampung Kedunggudel menyimpan banyak potensi, mulai batik, jenang, dan rambak.

Baca Juga: Ada Sebelum Era Wali Songo, Siapa Pendiri Masjid Tertua di Indonesia?

Apalagi di sini terdapat bangunan bersejarah yang sarat makna. Sebagaimana diungkap oleh tokoh pemuda di Kelurahan Kenep, Sasongko.

Tak hanya masjid tertua di Sukoharjo, Sasongko menyebut bangunan bersejarah itu berhubungan erat dengan penyebaran Islam di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga:  Lebih Irit Mana Listrik Prabayar Pulsa atau Pascabayar?

Warisan nenek moyang itu harus dijaga dan dilestarikan agar Kenep benar-benar menjadi desa wisata di Kabupaten Jamu. “Kelurahan Kenep kerap menjadi lokasi outing class para pelajar yang ingin belajar mengenai budaya dan sejarah. Kami ingin mengoptimalkan potensi produk unggulan dan sisi historis pada masa mendatang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya