SOLOPOS.COM - Akibat wabah Covid-19, pemasukan PUDAM Tirta Lawu turun signifikan pada momen Bulan Ramadan. (Candra Mantovani/Solopos.com)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pendapatan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Lawu, Karanganyar diklaim mengalami penurunan akibat wabah Covid-19. Hal tersebut lantaran berkurangnya beberapa aktivitas dan berkurangnya pemudik yang masuk ke Karanganyar.

Wonogiri Tanpa Kasus Covid-19 dalam 15 Hari Terakhir, Ini Kata Bupati Jekek

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Turunnya pemasukan PUDAM Tirta Lawu Karanganyar dihitung dari turunnya konsumsi air saat Bulan Ramadan yang hanya meningkat 10,5 persen saja. Angka tersebut dianggap berbeda jauh dibandingkan momen yang sama tahun sebelumnya karena konsumsi air naik 50 persen.

Direktur PUDAM Tirta Lawu, Prihanto, mengatakan pemudik dan aktivitas masjid, serta aktivitas pelajar sekolah berpengaruh pada jumlah konsumsi air. Namun, pada tahun ini, lantaran wabah Covid-19 hal tersebut tidak terjadi.

“Saat ini kan ada imbauan dan larangan untuk kegiatan-kegiatan. Nah itu berpengaruh, karena biasanya masjid penuhi tempat air karena banyak orang datang tahun ini tidak, pagi-pagi anak sekolah saat ini tidak, terlihat. Biasanya momen seperti ini waktu pagi dan menjelang maghrib pasti air agak macet karena banyak yang menggunakan di waktu yang sama, kali ini lancar semua,” beber dia kepada Solopos.com Selasa (12/5/2020) malam.

UU Minerba Baru Untungkan 7 Perusahaan Batu Bara, Termasuk Adaro

Turun Drastis Akibat Pembatasan

Selain itu, Pemkab Karanganyar juga sebelumnya memberikan subsidi sebesar 50 persen bagi pengguna air kecuali niaga selama dua bulan. Sehingga, dipastikan pemasukan akan berkurang sekitar Rp1,7miliar per bulan. Selama pandemi, berdasarkan data penggunaan Maret dan April sebanyak 111.069 meter kubik air dikonsumsi masyarakat.

“Tidak merugi, hanya turun saja pendapatannya. Target per bulan selalu 100 persen tercapai. Tapi kenaikannya sedikit. Tidak seperti Ramadan tahun lalu yang bisa mencapai 50 persen kenaikannya,” imbuh dia.

Akibat turunnya pemasukan berpengaruh pada setoran ke kas daerah. Selain itu, beberapa program seperti pemasangan sambungan air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang seharusnya direalisasikan pada April silam harus ditunda.

Ketemu Ganjar di Semarang, Gibran Bawa 2.000 Baju Hazmat Made In Solo

“Kalau tahun kemarin kan kami bisa menjual Rp5,6 miliar jadi sesuai aturan setoran kami Rp2,8 miliar ke kas daerah. Tapi tahun ini kami kemungkinan hanya bisa menjual Rp3,6 miliar saja. Jadi dampaknya ke program juga kami harus tunda,” beber dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya