SOLOPOS.COM - Masjid Agung Baitunnur Blora. (Blorakabgoid)

Solopos.com, BLORA – Layaknya kota-kota di Indonesia, Blora juga memiliki masjid yang bersejarah bagi pengembangan agama Islam di masa lalu. Di Blora ada Masjid Agung Baitunnur yang berdiri sejak 1722 dan menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kabupaten Blora.

Mengutip Blorakab.go.id, Minggu (18/4/2021), ada Ramadan 1442 hijriah ini, Masjid Agung Baitunnur terus menggaungkan syiar Islam dengan protokoler kesehatan ketat. Takmir memasang hand sanitizer, penyemprotan disinfektan, pengecekan suhu tubuh dengan thermogun dan membersihkan lantai di masjid idola umat muslim di Blora ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Protokol kesehatan tetap dilaksanakan, mengatur dan menjaga jarak, mencuci tangan dengan hand sanitizer dan harus pakai masker," kata Ketua Yayasan Masjid Agung Baitunnur Blora, KH. Abdul Ghani, di Blora, Minggu.

Baca Juga : Warga Kabupaten Blora Tak Perlu Ke Pati Untuk Bikin Paspor

Kegiatan selama Ramadan 1442 Hijriah telah disusun oleh takmir masjid Baitunnur sesuai dengan masing-masing seksi yang membidangi. Kegiatan di masjid Agung Baitunnur Blora, yaitu kajian Kitab Kuning menjelang puasa, takjil buka puasa, salat Tarawih 20 rakaat dan Witir 3 rakaat, tadarus Alquran, kultum sebelum salat tarawih, kultum sesudah salat Subuh.

Kemudian pada tanggal 17 Ramadan 1442 Hijriah dilaksanakan pengajian Nuzulul Quran, tanggal 21 sampai dengan 29 Ramadan 1442 Hijriah ada i’tikaf/lailatul qadar. Selanjutnya, 30 Ramadan 1442 Hijriah, pengumpulan zakat, infak dan sodaqoh sekaligus penyaluran, serta takbiran. Sedangkan pada 1 Syawal 1442 Hijriah dilaksanakan salat Idul Fitri.

Masjid Baitunnur beralamat di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, tepatnya di jantung Kota Blora karena bersebelahan dengan Alun-alun Kota Blora. Kompleks masjid ini terdiri atas bangunan induk, serambi, dan bangunan induk beratap susun tiga.

Artefak Kuno

Pada bagian puncaknya terdapat mustaka dari logam. Komponen artefak kuno yang terdapat di masjid dan serambi antara lain mimbar dari kayu berukir, maksurah, dan dua buah beduk. Selain itu terdapat prasasti berhuruf Jawa di atas ambang pintu masuk ke ruang utama dan angka tahun 1892 di daun pintu.

Bangunan Masjid Baitunnur menggambarkan betapa nilai – nilai Islam dan budaya nusantara dapat berpadu harmonis. Seperti halnya masjid–masjid kuno, Masjid Agung Baitunnur juga menggunakan pakem yang sama. Masjid Kuno Nusantara oleh peneliti budaya nusantara, F.C. Pijper selalu memiliki pola yang sama.

Masjid Agung Baitunnur Blora. (Blorakabgoid)
Masjid Agung Baitunnur Blora. (Blorakabgoid)

Di antaranya adalah adanya pintu gerbang di depan serambi masjid yang dinamakan Gapura, Atap Masjid berbentuk runcing dan bertingkat berjumlah ganjil, dan terdapat mihrab dan pengimaman yang tidak tepat ke arah kiblat melainkan tepat ke arah barat. Ciri-ciri yang sama dapat dijumpai dengan mudah di Masjid Baitunnur Blora.

Baca Juga : Pemuda Blora Lolos Wakili Jateng Di Pemilihan Putera-Puteri Tari Indonesia

Dari referensi yang diperoleh, Masjid Agung Baitunnur dibangun pada awal abad XVIII, tepatnya pada tahun 1722. Kemudian pada tahun 1774 dipugar atas perintah Bupati Blora saat itu, R.T. Djajeng Tirtonoto. Pemugaran ini diabadikan dalam sebuah Surya Cengkala Catur Pandhita Sabdaning Ratu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya