SOLOPOS.COM - PLN membagikan 1.000 kompor induksi di Kota Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Lebih dari 1.000 kompor induksi dibagikan PLN kepada warga di Solo. Tidak hanya menerima kompor induksi, warga juga menerima alat masak dan cara penggunaan kompor induksi yang tepat. Lantas bagaimana komentar warga yang telah menerima bantuan itu?

Wartini, salah satu penerima bantuan asal Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Solo menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang diberikan PLN itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Terima kasih kami sudah diberi bantuan kompor induksi. Tadi sudah nyoba cara menggunakannya, ternyata mudah. Itu masak telur tadi lebih cepat,” ujarnya.

Saat sosialisasi dilakukan, warga antusias dengan penggunaan kompor induksi. salah satunyaSukarti, warga Dusun Mojo, Solo, yang juga menerima bantuan kompor induksi dari PLN.

“Saya salah satu penerima manfaat kompor induksi, ini adalah kali pertama saya memakai kompor induksi, ternyata cepat panas, dan irit, selain itu penggunaan juga gampang dan mudah dibersihkan,” ungkap Sukarti.

Dalam program ini PLN bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) terkait penyesuaian data KPM. Ada 41 kelurahan di Kota Solo yang telah menerima sosialisasi program konversi kompor elpiji ke kompor induksi.

Baca Juga: PLN: Kompor Induksi Bisa Kurangi Beban APBN, Kok Bisa?

Hingga pertengahan bulan Juli 2022, Kota Solo telah berhasil memenuhi target untuk menyalurkan kompor induksi pada 1.000 Keluarga Penerima Manfaat dengan golongan daya listrik 450 VA dan 900 VA.

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menjelaskan penggunaan kompor induksi dapat membantu pemerintah dalam menghemat anggaran di APBN . Tidak hanya itu, masyarakat juga bisa lebih hemat karena penggunaan kompor induksi lebih murah dibandingkan kompor elpiji.

“Konsumsi menggunakan kompor induksi jika dibandingkan 1 kg elpiji adalah sebesar 7,1 kWh. Artinya, dengan memakai kompor listrik masyarakat hanya perlu merogoh kocek Rp10.266 yang setara dengan 1 kg elpiji nonsubsidi dengan harga Rp15.500 per kg,” urai Mamit beberapa waktu lalu.

Mamit menjelaskan dengan asumsi pemakaian 1 bulan sebanyak 9 kg, biaya yang dikeluarkan rumah tangga mencapai Rp139.500. Sedangkan pemakaian 1 bulan kompor induksi setara dengan 64,7 kWh atau hanya Rp93.556.

Baca Juga: Kompor Listrik Vs Kompor Gas, Hemat Mana?

“Artinya, penggunaan energi elpiji lebih mahal Rp 45.944 per bulan jika dibandingkan dengan penggunaan kompor induksi,” jelas Mamit.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan konversi kompor ini dilakukan PLN untuk bisa menekan ketergantungan impor elpiji yang tiap tahunnya terus bengkak.

Menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah yang biasanya mengonsumsi elpiji bersubsidi, dengan langkah konversi ini PLN sekaligus membantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi di APBN.

Darmawan mengatakan pilot project konversi kompor yang dijalankan PLN di Solo ini menyasar 1.018 pelanggan, yang terdiri dari 542 pelanggan sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), 458 pelanggan Non DTKS dan 18 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Baca Juga: PLN Sosialisasi Kompor Induksi di Solo: Kompornya Nyetrum Enggak?

“Seluruh pelanggan yang tergabung dalam Keluarga Penerima Manfaat [KPM] ini telah mendapatkan bantuan berupa kompor induksi beserta alat masaknya dan mereka juga diedukasi oleh petugas kami terkait cara menggunakannya. Kami berharap masyarakat dapat menggunakan kompor induksi ini untuk memasak dengan lebih nyaman dan lebih cepat,” ujar Darmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya