SOLOPOS.COM - Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, dalam Forum CDI di Ballroom Hotel Hyatt Sleman, Jumat (24/1/2020). (Harian Jogja-Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, SLEMAN -- Ajaran agama saat ini seringkali dimanipulasi oleh kelompok tertentu untuk tujuan tertentu. Kondisi tersebut selama ini sering menimbulkan pertikaian dan konflik di masyarakat.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dia mengatakan salah satu sumber konflik yang terjadi di masyarakat adalah manipulasi ajaran agama. Ada beberapa kelompok yang memanfaatkan agama untuk mencapai tujuan tertentu. Dampaknya, masyarakat tak henti-hentinya terlibat dalam konflik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Oleh karenanya, lanjut Ma'ruf, bangsa Indonesia harus menggaungkan kembali nilai keagamaan dalam kehidupan anak-anak dan generasi muda. Tujuannya agar bangsa Indonesia mampu menjadi umat yang berperilaku adil, damai, dan sejahtera.

Wabah Virus Corona Baru di China dari Ular yang Dimakan Manusia?

Ekspedisi Mudik 2024

"Saya mengajak ke depan Bangsa Indonesia mampu mengembalikan agama ke tujuan awalnya, yaitu membawa nilai harmoni, kesetaraan dan perdamaian," katanya saat mengahadiri Forum Eurasia Centrist Democrat International (CDI), di Ballroom Hotel Hyatt, Sleman, Jumat (24/1/2020).

Pemerintah, kata Ma'ruf Amin, terus berupaya menjaga keharmonisan antara umat melalui kerja sama berbagai majelis keagamaan. Selain itu, di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, terbentuk forum kerukunan umat beragama (FKUB) untuk menjaga harmoni dan kehidupan masyarakat.

"Meskipun banyak perbedaan, bangsa Indonesia tetap bersatu menjaga kesepakatan Pancasila dan NKRI. Ini yang menjadi kekuatan menjaga bangsa Indonesia," katanya.

Dijelaskan Ma'ruf, masyarakat di berbagai belahan negara saat ini dihadapkan pada tantangan serius intoleransi, hatespeech (ujaran kebencian), egoisme kelompok, radikalisme, dan terorisme. Munculnya gerakan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di dunia, kata Ma'ruf, salah satunya disebabkan pelanggaran kesepakatan dan absennya proses dialog.

Pulang dari China, Pasien di RSPI Jakarta Dipastikan Tak Terjangkit Virus Corona

Mereka memanipulasi demokrasi dan kemajuan teknologi untuk menyebarkan hal negatif yang bisa merusak sendi-sendi persatuan, menciptakan kegaduhan, dan mengancam demokrasi.

"Tugas bagi kita yang mencintai kedamaian dan demokrasi, untuk membangun kembali dialog dan tidak ingkar pada kesepakatan," katanya.

Dalam kondisi ini, katanya, pendekatan militer bukan solusi dalam menangani konflik. Pendekatan militeristik hanya memicu konflik lanjutan, tindakan radikal, rasa dendam, dan kekerasan. Peradaban manusia saat ini, kata Ma'ruf Amin, menghadapi tantangan serius menghadapi masalah intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Kembalikan agama ke tujuan awalnya, pembawa nilai-nilai harmoni kesetaraan dan perdamaian. Dalam Islam diajarkan pemahaman agama yang damai dalam kehidupan antar manusia," katanya.

Tepuk Tangan Anak Soleh Sempat Dilarang di DIY, Fraksi PAN Protes

Sementara itu, Presiden CDI, Andrez Pastrana, mengatakan forum ini menjadi tempat berbagai negara untuk bersama-sama menghadapi tantangan. Jika dilakukan secara bersama-sama, dalam satu ikatan yang lebih kuat, maka tantangan yang dihadapi tidak akan sulit.

"Dari momen ini, bagaimana kita bisa membangun persaudaraan dunia, menjaga dialog antar agama dalam kehidupan politik di negara masing-masing," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya