SOLOPOS.COM - Markis Kido (Istimewa/Badminton Indonesia)

Solopos.com, SOLO -- Mantan pebulu tangis nasional yang juga peraih emas Olimpiade 2008 Markis Kido meninggal, diduga karena serangan jantung. Pebulu tangkis ini juga diketahui sakit hipertensi.

Dugaan terkait masalah jantung antara lain disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto yang menyebut Markis jatuh saat bermain bulu tangkis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Benar, dari info yang saya dapat demikian, jatuh saat main bulu tangkis, kemungkinan jantung," ungkap dia sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Data dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan prevalensi orang yang sakit hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia di atas 18 tahun sebesar 34,1%.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Positif Covid-19, BCL Beri Pesan Begini

Artinya sekitar 1 dari 3 orang Indonesia yang berusia di atas 18 tahun sakit hipertensi. Kemenkes mengestimasi kasus tekanan darah tinggi mencapai 63,3 juta orang dengan angka kematian 427.218 orang.

Banyaknya orang yang sakit hipertensi ini belum berbarengan dengan pengetahuan tentang penyakit ini. Sebab ada 13,3% orang yang terdiagnosis tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat.

Hal ini menunjukkan sebagian besar penderita tekanan darah tinggi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

The Silent Killer

Inilah yang menjadi pemantik hipertensi disebut sebagai the silent killer. Penyakit ini sering tanpa keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang penyakit ini dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.

Kerusakan organ target akibat komplikasi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.

Baca Juga: Tradisi Gendong Manten dan Buang Unggas Juga Ada di Pantura

Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer. ”Semua organ yang memiliki pembuluh darah akan dirusak oleh hipertensi seperti otak,” kata dokter dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia Tunggul Situmorang.

Kemenkes di laman mereka menyatakan sakit hipertensi yang menjadi the silent killer sebenarnya bisa dicegah. Ada beberapa cara yaitu mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok dan diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih.

Termasuk juga obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres. Kemenkes menyatakan ada beberapa cara untuk memantau dan mencegah hipertensi seperti melakukan aktivitas fisik secara teratur (setidaknya 30 menit sehari). Juga mempertahankan berat badan normal dan lingkar pinggang ideal juga bisa mencegah sakit hipertensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya