SOLOPOS.COM - Halaman terakhir salah satu bab serat tertua di Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo. Tertulis "sampun tamat ..." menjadi penanda halaman terakhir. (Istimewa/Bayun Marsiwi)

Solopos.com, SOLO — Petugas Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Solo kini tengah bekerja keras mendigitalisasi koleksi buku, manuskrip, dan dokumen tekstual lainnya. Ini merupakan salah satu program prioritas Bhre Cakrahutomo setelah dikukuhkan sebagai KGPAA Mangkunagoro X, 12 Maret 2022 lalu.

Salah satu koleksi yang didigitalkan tersebut adalah manuskrip berjudul Sejarah Nabi Adam Dumugi Ratu-Ratu Tanah Jawa. Manuskrip karya KGPAA Mangkunagoro I yang bernama asli Raden Mas Said ini merupakan koleksi manuskrip tertua di Mangkunegaran.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Total ada 764 koleksi manuskrip di Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo yang semuanya akan didigitalkan untuk menjaga agar tidak rusak dan tetap bisa dipelajari sampai bertahun-tahun ke depan.

Baca Juga: Ditulis MN I, Ini Manuskrip Tertua di Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo

Manuskrip tertua karya Mangkunagoro I yang ditulis pada 1769 tersebut disimpan secara eksklusif di almari terpisah di lantai bawah Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo. Kisah tentang Nabi Adam hingga raja-raja di Tanah Jawa itu diceritakan menggunakan aksara pegon yakni huruf Arab namun dengan bahasa Jawa.

Selain itu juga menggunakan aksara Jawa. Manuskrip dihiasi dengan iluminasi atau gambar pada lembar-lembarnya. Pada lembar terakhir atau penutup terhadap iluminasi tanaman bunga dengan warga biru dan merah muda. Sedangkan warnanya menggunakan tinta hitam dan merah.

Petugas pelayanan manuskrip Perpustakaan Reksa Pustaka, Bayun Marsiwi, mengatakan manuskrip tersebut memuat silsilah Nabi Adam, sejarah pangiwa panengen (hal-hal yang baik dan buruk), doa-doa, dan yang lain.

Baca Juga: Butuh Waktu Lama, Begini Proses Digitalisasi Naskah Mangkunegaran Solo

Disimpan Eksklusif

“Aksaranya pegon, terus ada Jawanya. Ini [foto manuskrip] bagian terakhir dari salah satu bab. Masih ada bab lainnya. [Gambar] Iluminasi, soalnya tidak ada hubungan konteksnya dengan isi naskah [pada halaman tersebut],” jelas Bayun.

Sementara itu, pengelola perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo, Darweni, mengatakan manuskrip tertua tersebut memang secara eksklusif disimpan. Tidak ada pengunjung yang dizinkan untuk mengakses atau menelitinya.

“Kalau ini memang kami simpan, belum boleh untuk penelitian. Kalau yang lain misal karya Mangkunagoro IV sudah banyak tersebar ya. Tapi aslinya ada di sini. Misalnya Wedhatama, Tripama. Laksitaraja,” imbuh Darweni.

Baca Juga: Solo Siapkan Royal Dinner G20 di Pura Mangkunegaran, Ini Suguhannya

Sebelumnya, dalam wawancara dengan Solopos.com melalui telepon, Selasa (15/3/2022) malam, Bhre Mangkunagoro X mengungkapkan dua program prioritasnya. Salah satunya digitalisasi koleksi Reksa Pustaka. Bhre menilai digitalisasi penting untuk konservasi meliputi perlindungan, pengawetan, dan pemeliharaan manuskrip kuno dan arsip milik Mangkunegaran.

“Pertama soal digitalisasi karena digitalisasi ini kan supaya peninggalan atau informasi dan pengetahuan sejarah yang terkait kebudayaan Mangkunegaran, adat Mangkunegaran, bisa dilestarikan dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya