SOLOPOS.COM - Diaroma manusia purba, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Berdasarkan penelitian gabungan linguistik historis dan arkeologi, etnis Jawa berasal dari rumpun Austronesia dalam teori Out of Taiwan, tetapi data antropologi menyebut bahwa Pulau Jawa telah dihuni oleh manusia selama kurang lebih 2 juta tahun. 

Dosen Antropologi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Josef Glinka, dalam paper-Nya Asal-Mula Orang Jawa, Suatu Tinjauan Antropologis (2001) menyebut ada indikasi cukup kuat, bahwa evolusi Homo erectus ke arah Homo sapiens terjadi di Pulau Jawa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Namun dari jangka waktu antara 200 sampai 40.000 tahun lalu kita tidak memiliki fosil, yang mengizinkan kami untuk merekonstruksi proses evolusi ini,” tulis Josef. Sejak 40.000 tahun lalu, sambungnya, Jawa dan sebagian besar kepulauan Nusantara telah dihuni oleh Homo sapiens. Ulasan lengkap mengenai manusia pertama yang mendiami Pulau Jawa bisa dibaca dalam artikel Dua Juta Tahun Lalu, Manusia Pertama Mendiami Pulau Jawa.

Berita menarik lain yang yang bisa dibaca di kananl Espos Plus edisi Rabu (28/9/2022) terkait gerakan kiri di Klaten. Pada era 1950an hingga 1960an, sejumlah daerah di Soloraya, salah satunya Klaten, dikenal sebagai lumbung merah yang memiliki basis aktivis yang berafiliasi dengan gerakan kiri, sebagai akibat dari persoalan kronis agraria puluhan tahun.

Bersama Solo dan Boyolali, Klaten adalah segitiga lumbung merah yang terkenal. Pada ketiga daerah itu ribuan orang dibunuh, dihukum, dan ditahan atas nama Gerakan Pemberantasan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan antek-anteknya. Pun sebaliknya, ada kekerasan terhadap orang non-komunis.

Baca Juga: Sagi & Sangkala, Pemain Bola Binaan Hindia Belanda yang Populer Seantero Negeri

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1955, untuk daerah pemilihan Kabupaten Klaten, PKI memperoleh suara 204.869, sedang Partai Nasional Indonesia (PNI): 109.667 dan Masjumi: 48.530 (data dalam Politiek en Cultuur, 1955). Ulasan lengkap mengenai gerakan kiri di Kabupaten Klaten bisa dibaca dalam artikel Menyibak Latar Gerakan Kiri di Lumbung Merah Klaten.

Berita menarik lain yang disajikan di kanal Espos Plus terkait kabar tak sedap yang menghampiri Mi Sedaap. Sejak kali pertama diperkenalkan ke publik pada 2003, Mi Sedaap terus mendapatkan respons positif dari para penikmat mi instan. Mi Sedaap bahkan mampu menjadi pesaing kuat Indomie sebagai market leader mie instanSampai-sampai muncul pertikaian unfaedah antara aliran Mi Sedaap dan Indomie di jagat maya.

Mi Sedap juga mampu merambah pasar luar negeri walau masih berada di bawah bayang-bayang Indomie. Namun, baru-baru ini muncul kabar tidak sedap dari Hong Kong.Center for Food Safety (CFS) atau  Pusat Keamanan Pangan, Departemen Kebersihan Makanan dan Lingkungan Hong Kong, terpaksa menarik Mi Sedaap varian Korean Spicy Chicken dari peredaran. Lalu, apa sebab kabar tak sedap dari Mie Sedaap ini muncul di Hong Kong? Ulasan lengkap mengenai kabar tak sedap dari Mi Sedap bisa dibaca dalam artikel Kabar Tak Sedap Masih Hantui Mi Sedaap di Mancanegara.

Baca Juga: Waspada Child Grooming, Pintu Masuk Predator Seksual Perdayai Korban

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya